ilustrasi diet detoks (pexels.com/Pixabay)
Seperti dijelaskan dalam laman Everyday Health, pakar nutrisi tidak setuju dengan gagasan bahwa kita memerlukan bantuan tambahan untuk menghilangkan zat beracun di dalam tubuh. Pasalnya, tubuh kita secara alami mendetoksifikasi diri setiap hari. Itulah kenapa kita memiliki hati dan ginjal.
Dengan kata lain, setiap kali buang air kecil, buang air besar, atau berkeringat saat berolahraga, kita membuang produk limbah yang bisa membahayakan tubuh.
Belum lagi, tidak ada uji coba terkontrol secara acak (yang merupakan standar emas untuk penelitian ilmiah) yang menemukan bahwa memberi sistem gastrointestinal waktu istirahat dari mencerna makanan memberi manfaat dengan cara apa pun.
Banyak pakar yang percaya bahwa alasan diet detoks atau cleansing banyak diminati adalah karena ini membantu banyak orang merasa lebih baik pada awalnya, terutama jika mereka banyak makan makanan olahan atau kemasan.
Lebih banyak energi adalah salah satu klaim besar yang digadang-gadang diet detoks atau program cleansing. Jika seseorang telah mengonsumsi makanan tinggi kalori atau lemak, tinggi gula, junk food, maka mengurangi itu semua dapat mengurangi kelesuan. Namun, setelah dua atau tiga hari, menjalani hari-hari dengan sedikit kalori dan sedikit atau tanpa protein atau lemak, maka ini tidak baik dan banyak pelaku diet detoks atau cleansing yang melaporkan kelelahan.
Mungkin hal terbaik mengenai metode cleansing untuk detoksifikasi adalah ini merupakan alat psikologis yang baik untuk membantu mengurangi atau menghilangkan komponen pola makan yang tidak sehat, seperti gula atau alkohol. Namun, jangan menganggapnya sebagai rencana jangka panjang.
Rekomendasi Brigitte Zeitlin, RD, pemilik of BZ Nutrition di New York City, Amerika Serikat, mengutip Everyday Health, apabila kamu sangat ingin melakukan cleansing, lakukan secara singkat, misalnya dua hingga tiga hari sebelum acara besar (misalnya pernikahan), dan waspadai risikonya. Ya, kamu bisa menurunkan berat badan dengan cepat karena pembatasan kalori. Namun, segera setelah pola makan kembali normal, berat badan akan kembali seperti semula dan mungkin bertambah.
Itulah penjelasan singkat mengenai detoksifikasi. Dengan mengadopsi pola makan makanan utuh dan sumber makanan sehat bergizi seimbang, mengelola stres dengan baik, tidur berkualitas, rutin olahraga, serta kebiasaan sehat lainnya dapat membantu tubuh kita melakukan proses detoksifikasi secara optimal.
Penulis: Muhammad Fakhriansyah