ilustrasi perawatan bayi (pexels.com/Ksenia Chernaya)
Penggunaan DEET pada anak-anak disetujui oleh EPA tanpa adanya batasan usia maupun konsentrasinya dalam produk. Namun, mengingat tingginya kemungkinan risiko terjadinya kecelakaan (dari penggunaan tidak tepat) pada anak, American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan beberapa hal berikut:
- DEET tidak digunakan pada anak di bawah usia 2 bulan;
- penggunaan DEET tidak lebih dari satu kali sehari untuk anak di atas 2 bulan';
- penggunaan pada anak harus dengan konsentrasi terendah yang tersedia;
- menghindari penggunaan di area sekitar mata dan mulut anak, serta di tangan yang bisa berakhir di mulut mereka;
- mencuci DEET ketika sudah tidak digunakan lagi.
Sedangkan pada ibu hamil maupun menyusui, secara umum, penggunaan bahan ini juga aman. Tidak ada penelitian yang melaporkan efek toksik dari bahan kimia ini terhadap kehamilan, seperti masalah cacat lahir atau kelangsungan hidup anak di tahun pertama kehidupannya.
Meskipun demikian, dokter kulit Amy Kassouf, MD melalui laman Cleveland Clinic, menyebutkan bahwa DEET pada ibu hamil belum dipelajari secara khusus. Ia pun merekomendasikan untuk meminimalkan penggunannya.
Pengecualian, jika kamu berada di tempat yang rentan penyebaran penyakit oleh serangga, seperti virus zika, penggunaannya justru disarankan. Sebab, infeksi virus ini dapat menyebabkan cacat lahir pada janin yang sedang berkembang.
DEET adalah salah satu bahan kimia yang efektif mengusir serangga sehingga bisa mencegah dari gigitannya yang berpotensi membawa penyakit. Penggunaan yang normal atau sesuai petunjuk, sering kali tidak membahayakan. Akan tetapi, jika kamu menemui reaksi tidak menguntungkan, hentikan penggunaan dan temui dokter untuk mendapatkan bantuan.