ilustrasi dampak buruk fat shaming (pexels.com/Darina Belonogova)
Seperti yang telah disebutkan, ada bukti yang menunjukkan bahwa diskriminasi berat badan berhubungan dengan peningkatan risiko depresi. Misalnya, dalam penelitian tahun 2012 yang dimuat jurnal Obesity menegaskan bahwa mereka yang pernah mengalami diskriminasi berat badan memiliki 2,7 potensi lebih mungkin untuk mengalami depresi.
Penelitian lain turut menguatkan temuan tersebut, kalau depresi memang umum ditemukan pada orang-orang yang mengalami obesitas, terutama obesitas tingkat ekstrem, mengacu studi dalam jurnal Obesity Review tahun 2013 dan JAMA Psychiatry tahun 2010.
Depresi sendiri merupakan salah satu penyebab utama meningkatnya risiko bunuh diri. Sementara itu, obesitas parah memiliki risiko 21 kali lebih besar untuk perilaku bunuh diri dan 12 kali lebih besar terhadap percobaan bunuh diri. Ini mengacu pada hasil penelitian dalam jurnal Depression and Anxiety tahun 2013.
Meski studi tentang fat shaming dan risiko bunuh diri masih terbatas, tetapi para pakar menilai bahwa efek berbahaya dari diskriminasi masuk akal dalam meningkatkan risiko bunuh diri.
Diskriminasi berat badan lewat fat shaming jelas merupakan hal yang tidak selayaknya ditujukan kepada siapa pun. Terlepas dari motif di baliknya yang mengira itu adalah hal wajar atau bahkan memotivasi, tetapi kenyataan menunjukkan sebaliknya. Jadi, sebisa mungkin hindari perilaku fat shaming kepada siapa pun, karena efek negatifnya bisa memengaruhi seseorang yang sedang berjuang untuk mendapatkan berat badan ideal.
Penulis: Dian Rahma Fika Alnina