5 Gangguan Kesehatan akibat Kurang Konsumsi Serat, Hati-hati!

Serat berperan penting dalam tubuh kita. Selain berfungsi untuk memelihara kesehatan sistem cerna, serat juga dapat menurunkan penyerapan kolesterol dan mengurangi kadar lemak darah. Oleh karenanya, serat dianjurkan untuk dikonsumsi setidaknya 3-4 porsi dalam sehari.
Sayangnya, hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 melaporkan bahwa hanya 2 dari 10 orang Indonesia yang mengonsumsi serat sesuai anjuran. Padahal, kekurangan serat bisa berdampak pada masalah kesehatan yang lebih serius.
Selain konstipasi atau sembelit, apa saja gangguan kesehatan yang bisa terjadi akibat kekurangan asupan serat? Yuk, cari tahu bersama!
1. Meningkatkan risiko kanker kolorektal
Usus kita adalah rumah bagi triliunan mikoorganisme yang saling bersinergi untuk membantu proses pencernaan. Lebih lanjut, mikrobiota usus juga berpotensi mengurangi risiko kanker kolorektal atau kanker usus besar.
Sebuah studi dalam Open Access Macedonian Journal of Medical Sciences tahun 2019 melaporkan bahwa kanker kolorektal berkaitan dengan rendahnya konsumsi serat pada penduduk di Asia.
Mikrobiota usus diketahui dapat melakukan fermentasi serat yang menghasilkan asam lemak rantai pendek. Senyawa ini berfungsi untuk memelihara dinding usus, mengurangi peradangan, serta berperan sebagai sumber energi untuk sel-sel usus. Karenanya, kekurangan serat dapat meningkatkan risiko perkembangan kanker kolorektal.