ilustrasi kesehatan (pexels.com/Chokniti khongchum)
Menurut penjelasan dalam laman Kementerian Kesehatan RI, melihat sejarah, pada tahun 50-an, malaria merupakan penyakit yang banyak diderita masyarakat indonesia. Ratusan ribu nyawa hilang karenanya. Karena itulah, pemerintah berupaya memberantas malaria, atau eradikasi malaria, di seluruh penjuru Tanah Air.
Guna mencapai hal tersebut, pada tahun 1959 dibentuklah Dinas Pembasmian Malaria, yang kemudian pada Januari tahun 1963 berubah nama menjadi Komando Operasi Pemberantasan Malaria (KOPEM).
Pembasmian malaria dilakukan dengan menggunakan insektisida dichlorodiphenyltrichloroethane (DDT) yang disemprotkan secara massal ke rumah-rumah di seluruh Jawa, Bali, dan Lampung.
Penyemprotan secara simbolis dilakukan oleh presiden Soekarno pada 12 November 1959 di Desa Kalasan, Yogyakarta, Jawa Tengah. Selanjutnya, penyemprotan DDT juga dibarengi dengan kegiatan pendidikan kesehatan atau penyuluhan kepada masyarakat.
Lima tahun kemudian, kurang lebih 63 juta penduduk telah mendapat perlindungan dari penyakit malaria. Karena itu, pada tanggal 12 November 1964, keberhasilan pemberantasan malaria tersebut diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional (HKN) pertama. Hal inilah yang menjadi titik awal kebersamaan seluruh komponen bangsa dalam pembangunan kesehatan di Indonesia.