Sebagian orang menganggap bahwa mengurangi asupan kalori dapat menyebabkan penurunan berat badan, dan defisit kalori yang drastis bisa membuahkan hasil yang lebih cepat. Namun, kenyataannya tidak selalu demikian.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Psychosomatic Medicine menemukan bahwa orang yang menjalani diet rendah kalori yang ekstrem tidak mengalami penurunan berat badan dalam jangka panjang, akibat tubuh memproduksi hormon kortisol yang berlebihan. Ketika tubuh melepaskan terlalu banyak kortisol, ini memberi sinyal pada tubuh untuk menyimpan lemak, terutama di perut.
Bukan hanya itu, ketika kamu tidak makan cukup kalori, metabolisme tubuh bisa melambat, artinya kamu tidak memiliki cukup energi untuk berolahraga, dan kamu lebih cenderung makan berlebihan.
Ditambah, diet ketat sebenarnya tidak masuk akal dalam jangka panjang, karena ini tentunya membuat kamu selalu lapar, yang membuat kamu cenderung makan makanan enak yang tidak sehat.