Dalam hidup ini seseorang pasti pernah mengalami hal yang menyedihkan. Kita tidak bisa selalu berada dalam kondisi bahagia setiap waktu. Emosi seseorang bisa berubah, sedih, marah, kecewa, jijik, khawatir dan senang merupakan emosi yang normal. Menurut psikologi semua perasaan tersebut mempunyai fungsinya masing-masing sehingga tak perlu untuk menyangkal perasaan sedih dan berpura-pura bahagia.
Jika kamu merasa tertekan agar selalu terlihat bahagia maka bisa jadi kamu sedang mengalami toxic positivity. Dilansir dari laman roomper, menurut Jennifer Howard Ph.D, nasihat untuk selalu berpikir positif atau membaca buku motivasi yang menyuruh untuk selalu positif thinking setiap saat justru akan membuat seseorang merasa takut, sedih, sakit, dan merasa sendiri. Terus mencoba untuk selalu berpikir positif sehingga tidak realistis justru akan menjadi racun dan terasa palsu.
Saat seseorang merasa sedih atau tertimpa musibah tentu saja membutuhkan penyemangat. Namun yang benar-benar dibutuhkan adalah bentuk empati, bukan toxic positivity. Berikut beberapa tanda apakah seseorang sedang berempati atau hanya sebuah toxic positivity.