ilustrasi minum susu (pexels.com/Sarah Chai)
Pemberian ASI pada bayi baru lahir hingga usia 6 bulan memang sangat direkomendasikan. Namun, beberapa kondisi tertentu mungkin menyebabkan bayi tidak bisa mendapatkan ASI secara eksklusif. Misalnya, ASI mampet, bayi menolak menyusu, pembengkakan payudara, dan lain sebagainya.
Alih-alih memberinya susu sapi, bayi baru lahir yang tidak bisa mendapatkan cukup ASI direkomendasikan untuk menggantinya dengan susu formula bayi. Dilansir Pregnancy Birth and Baby, susu formula biasanya diperkaya dengan beberapa zat gizi tertentu (difortifikasi) dengan vitamin, mineral, serta lemak dari minyak nabati. Dengan begitu, susu formula dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi bayi daripada susu sapi.
Selain itu, susu formula juga lebih mudah dicerna oleh bayi daripada susu sapi. Hal ini karena susu formula diproduksi dengan meniru komposisi nutrisi pada ASI semaksimal mungkin, seperti diterangkan dalam jurnal Nutrients tahun 2016.
Tapi, jika kamu tidak dapat menemukan susu formula yang cocok untuk bayi, berdasarkan pembaharuan panduan Mei 2022, American Academy of Pediatrics (AAP) memperbolehkan pemberian sedikit susu sapi pada bayi. Namun, pemberian ini harus dilakukan pada bayi yang sudah berusia 6 bulan ke atas. Selain itu, pemberian susu sapi juga hanya boleh dilakukan dalam jumlah yang sedikit dan dalam jangka waktu tidak lebih dari seminggu.
Lebib lanjut, AAP menyarankan kalau bayi di bawah usia satu tahun tidak boleh mengonsumsi lebih dari 24 ons (3 cangkir) susu sapi utuh setiap hari. Orangtua juga harus menyediakan makanan padat yang mengandung zat besi atau suplemen zat besi untuk mencegah anemia bayi. AAP juga menerangkan, kalau rekomendasi terbaru ini bukanlah rekomendasi yang ideal dan tidak boleh menjadi rutinitas, namun bisa menjadi pilihan jika keadaan darurat.