Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kelelahan (pexels.com/Ketut Subiyanto)
ilustrasi kelelahan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Saat beraktivitas di luar ruangan yang terik gara-gara sinar matahari, sering kali tubuh menjadi gampang lelah dan lemas. Kadang kala, ini juga disertasi dengan perubahan fisik seperti wajah atau kulit yang memerah seperti udang rebus. Kondisi ini memang sangat umum dan dialami hampir semua orang.

Namun, kenapa tubuh menjadi gampang lelah saat berada di bawah sinar matahari? Yuk, temukan fakta menariknya dalam artikel berikut. Jangan ada yang terlewat, ya!

1. Tubuh berusaha mendinginkan suhunya agar tetap normal

ilustrasi berkeringat (pexels.com/cottonbro studio)

Saat suhu lingkungan sekitar panas, tubuh akan berusaha untuk mendinginkan atau menyeimbangkan suhu internal tubuh agar tetap normal. Caranya adalah dengan memproduksi berkeringat. Nah, proses berkeringat ini melibatkan banyak kerja tubuh, di antaranya meningkatkan detak jantung, mempercepat pernapasan, melebarkan pembuluh darah, dan meningkatkan laju metabolisme.

Meski terlihat pasif, proses-proses tubuh tersebut membutuhkan energi yang ekstra. Oleh sebab itu menyebabkan tubuh gampang lelah. For your information, suhu tubuh harus dipertahankan pada suhu normalnya, yaitu 37 derajat Celsius agar tubuh bisa tetap bekerja dengan efektif.

2. Tubuh mengalami dehidrasi

ilustrasi dehidrasi (pexels.com/Gustavo Fring)

Dalam proses berkeringat, tubuh akan mengeluarkan sejumlah cairan dari dalam tubuh. Ini berarti tubuh kehilangan beberapa volume airnya. Jika terlalu banyak air yang keluar dan tubuh tidak segera mendapat gantinya, maka akan memicu dehidrasi.

Dilansir laman SELF, berkurangnya jumlah air di dalam tubuh, berarti menurunnya jumlah darah yang bisa diedarkan ke seluruh tubuh. Artinya, ini juga terjadi penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke organ-organ penting, seperti otak, paru-paru, ginjal, dan lainnya. Hal ini bisa menyebabkan berbagai gejala, misalnya pusing, sakit kepala, mual, bahkan pingsan.

Selain itu, saat jumlah darah menurun, tubuh akan bekerja lebih ekstra untuk mengedarkan darah. Ini akan semakin membebani kerja jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Pada akhirnya, proses ini juga akan menyebabkan kelelahan.

3. Tubuh sedang mencoba memperbaiki kerusakan akibat paparan sinar matahari

ilustrasi kulit sehat (pexels.com/Min An)

Seperti yang kita tahu, paparan sinar matahari dapat menyebabkan beberapa kerusakan sel tubuh, terutama sel-sel kulit. Saat radiasi matahari merusak sel kulit, ini bisa menyebabkan mutasi genetik. Nah, kondisi ini harus segera diperbaiki agar tidak menyebabkan kerusakan atau kematian sel.

Proses perbaikan sel kulit ini melibatkan kerja sistem kekebalan tubuh. Saat terpapar matahari, sistem kekebalan tubuh akan meningkatkan produksi melanin, yaitu sel pigmen cokelat pelindung kulit. Nah proses produksi melanin ini membuat tubuh terus aktif bekerja dan membuat badan terasa lelah, meski secara fisik kita sedang bersantai.

Selain itu, sistem kekebalan tubuh juga akan melebarkan pembuluh darah di permukaan kulit. Ini bertujuan untuk mengirimkan lebih banyak darah pada kulit sehingga memungkinkan perbaikan sel sesegera mungkin. Proses ini dikenal dengan vasodilatasi, di mana inilah yang juga menyebabkan wajah atau kulit berubah kemerahan saat terkena matahari.

Pada dasarnya, saat terpapar sinar matahari, tubuh akan bekerja lebih ekstra dari yang kita kira untuk melindungi tubuh. Mereka akan mengatur suhu tubuh, memproduksi melanin, memproduksi vitamin D, dan menjaga sel kulit dari kerusakan. Meskipun secara fisik kita bersantai, tubuh tetap aktif bekerja di bawah matahari sehingga memicu kelelahan.

Referensi

“Why Does the Sun Make You Tired? Here Are 7 Reasons”. Cleveland Clinic. Diakses Februari 2025.
“So That’s Why You Feel So Tired After Being Out in The Sun”. HuffPost. Diakses Februari 2025.
“Why Does Spending Time in The Sun Make You So Tired?”. SELF. Diakses Februari 2025.
“5 Reasons the Sun Makes You So Damn Tired”. Men’s Health. Diakses Februari 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team