Clean eating telah menjadi tren pola makan selama bertahun-tahun. Namun, belum ada definisi resmi tentang apa yang dimaksud dengan clean eating. Faktanya, ini lebih merupakan pendekatan diet dibanding diet spesifik.
Clean eating menyiratkan konsumsi banyak makanan utuh dan asli, seperti sayuran, buah, biji-bijian, protein hewani dan nabati, kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak. Ini juga berarti pola makan sedekat mungkin dengan alam—diproses secara minimal, tidak dikemas, atau berasal dari pabrik produksi massal. Memasak sendiri bahan-bahan alami sangat ditekankan.
Pola makan ini disebut-sebut membawa banyak manfaat, seperti peningkatan energi dan kesehatan secara keseluruhan, menyehatkan kulit, hingga penurunan berat badan.
Namun, menurut artikel ilmiah dalam British Medical Journal, banyak klaim clean eating adalah “interpretasi fakta yang longgar”. Meskipun clean eating dapat membantu kamu merasa lebih baik secara fisik, tetapi begitu pula pendekatan pola makan lain yang tidak terlalu membatasi.
Kebanyakan orang yang menjalani clean eating mencoba mengonsumsi makanan sehat tanpa bahan tambahan buatan. Mengambil pendekatan yang "bersih" terhadap makanan bisa bermanfaat karena kamu membuat pilihan yang sehat dan mengonsumsi makanan yang mengandung sedikit bahan pengawet serta tambahan gula dan garam.
Namun, ada juga sisi lain yang kurang menyehatkan dari clean eating, yaitu ada potensi menjadi terlalu terobsesi dengan apa yang dimakan atau tidak, sehingga bisa melewatkan banyak makanan yang sebenarnya menyehatkan.
