Lebih dari 1 Miliar Orang di Dunia Mengalami Obesitas

Lebih dari 1 miliar orang di seluruh dunia kini dianggap mengalami obesitas, menurut perkiraan terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan kelompok peneliti internasional.
Obesitas sangat umum terjadi, menjadi lebih umum dibandingkan kekurangan berat badan di sebagian besar negara, termasuk di banyak negara berpendapatan rendah dan menengah yang sebelumnya berjuang melawan kekurangan gizi.
Tingkat obesitas meningkat lebih dari dua kali lipat di kalangan orang dewasa, dan meningkat empat kali lipat di antara anak-anak dan remaja di seluruh dunia antara tahun 1990 dan 2022. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal The Lancet pada 29 Februari 2024.
159 juta anak-anak dan remaja serta hampir 880 juta orang dewasa diperkirakan mengalami obesitas pada tahun 2022
Secara keseluruhan, diperkirakan 159 juta anak-anak dan remaja serta hampir 880 juta orang dewasa diperkirakan mengalami obesitas pada tahun 2022.
WHO mengklasifikasikan obesitas pada orang dewasa memiliki indeks massa tubuh sama dengan atau lebih besar dari 30 kilogram per meter persegi, sedangkan kriteria untuk anak-anak berbeda berdasarkan usia dan jenis kelamin.
Baik perempuan maupun laki-laki mengalami peningkatan obesitas yang signifikan dari tahun 1990 hingga 2022.
Studi ini menemukan tingkat obesitas di kalangan perempuan meningkat dari 8,8 persen menjadi 18,5 persen dan dari 4,8 persen menjadi 14,0 persen di kalangan laki-laki.
Pada anak-anak, tingkat obesitas global pada anak perempuan meningkat dari 1,7 persen pada tahun 1990 menjadi 6,9 persen pada tahun 2022, dan pada anak laki-laki meningkat dari 2,1 persen menjadi 9,3 persen pada periode yang sama, dan peningkatan terjadi di hampir semua negara.
10 negara teratas dengan obesitas terbanyak
Menurut temuan studi tersebut, berikut ini 10 negara teratas dengan obesitas terbanyak:
Anak/remaja perempuan
- Niue
- Kepulauan Cook
- Tonga
- Bahama
- Tuvalu
- Nauru
- Tokelau
- Samoa Amerika
- Antigua dan Barbuda
- Samoa
Anak/remaja laki-laki
- Niue
- Kepulauan Cook
- Nauru
- Tokelau
- Cile
- Samoa Amerika
- Tuvalu
- Palau
- Tonga
- Qatar
Perempuan
- Tonga
- Samoa Amerika
- Samoa
- Tokelau
- Tuvalu
- Kepulauan Cook
- Nauru
- Niue
- Mesir
- Mikronesia
Laki-laki
- Samoa Amerika
- Nauru
- Tokelau
- Kepulauan Cook
- Niue
- Tonga
- Tuvalu
- Samoa
- Polinesia Prancis
- Amerika Serikat
Negara-negara berpendapatan rendah dan menengah mengalami peningkatan prevalensi obesitas terbesar, khususnya di Polinesia dan Mikronesia, Karibia, serta Timur Tengah dan Afrika Utara.
Studi tersebut menemukan bahwa negara-negara di wilayah tersebut memiliki tingkat obesitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara maju dan kaya.
Negara kepulauan Tonga dan Samoa Amerika memiliki prevalensi obesitas tertinggi pada tahun 2022 untuk perempuan, sedangkan Samoa Amerika dan Nauru memiliki prevalensi obesitas tertinggi pada laki-laki.
Di negara-negara tersebut, lebih dari 60 persen populasi orang dewasa mengalami obesitas, menurut penelitian tersebut.
Di antara anak-anak, negara kepulauan Niue dan Kepulauan Cook di Pasifik Selatan memiliki prevalensi obesitas tertinggi baik pada anak perempuan maupun anak laki-laki, yang mana lebih dari 30 persen hidup dengan obesitas.
Jumlah total orang dewasa yang diklasifikasikan kekurangan berat badan menurun lebih dari setengah antara tahun 1990 dan 2022
Pada saat yang sama, penelitian tersebut juga menemukan jumlah total orang dewasa yang diklasifikasikan sebagai kekurangan berat badan, yang didefinisikan sebagai memiliki indeks massa tubuh di bawah 18,5 kg per meter persegi, menurun lebih dari setengah antara tahun 1990 dan 2022, turun dari 14,5 persen menjadi 7,0 persen pada perempuan, dan dari 13,7 persen menjadi 6,2 persen pada laki-laki.
Pada anak-anak juga mengalami penurunan satu digit.
“Sangat memprihatinkan bahwa epidemi obesitas yang terjadi di kalangan orang dewasa di sebagian besar dunia pada tahun 1990, sekarang tercermin pada anak-anak usia sekolah dan remaja,” kata penulis studi senior Majid Ezzati, profesor di Imperial College School of Public Health dalam sebuah rilis.
“Pada saat yang sama, ratusan juta orang masih terkena dampak kekurangan gizi, khususnya di beberapa wilayah termiskin di dunia. Agar berhasil mengatasi kedua bentuk malnutrisi ini, penting bagi kita untuk secara signifikan meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan makanan sehat dan bergizi.”
Negara-negara dengan prevalensi kekurangan berat badan tertinggi pada tahun 2022 antara lain Eritrea dan Timor Leste untuk perempuan, serta Eritrea dan Etiopia untuk laki-laki, yang mana lebih dari 20 persen populasi orang dewasa mengalami kekurangan berat badan.
Di antara anak-anak, India dan Sri Lanka memiliki prevalensi anak perempuan yang mengalami kekurangan berat badan tertinggi pada tahun 2022, sementara Niger dan India memiliki prevalensi berat badan kurang tertinggi di kalangan anak laki-laki.
Transisi nutrisi yang sehat yang meningkatkan akses terhadap makanan bergizi diperlukan untuk mengatasi beban kekurangan berat badan yang ada sekaligus membatasi dan membalikkan peningkatan obesitas, menurut laporan studi tersebut.