ilustrasi kelebihan berat badan dan kekurangan berat badan (pexels.com/SHVETS production)
Pada saat yang sama, penelitian tersebut juga menemukan jumlah total orang dewasa yang diklasifikasikan sebagai kekurangan berat badan, yang didefinisikan sebagai memiliki indeks massa tubuh di bawah 18,5 kg per meter persegi, menurun lebih dari setengah antara tahun 1990 dan 2022, turun dari 14,5 persen menjadi 7,0 persen pada perempuan, dan dari 13,7 persen menjadi 6,2 persen pada laki-laki.
Pada anak-anak juga mengalami penurunan satu digit.
“Sangat memprihatinkan bahwa epidemi obesitas yang terjadi di kalangan orang dewasa di sebagian besar dunia pada tahun 1990, sekarang tercermin pada anak-anak usia sekolah dan remaja,” kata penulis studi senior Majid Ezzati, profesor di Imperial College School of Public Health dalam sebuah rilis.
“Pada saat yang sama, ratusan juta orang masih terkena dampak kekurangan gizi, khususnya di beberapa wilayah termiskin di dunia. Agar berhasil mengatasi kedua bentuk malnutrisi ini, penting bagi kita untuk secara signifikan meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan makanan sehat dan bergizi.”
Negara-negara dengan prevalensi kekurangan berat badan tertinggi pada tahun 2022 antara lain Eritrea dan Timor Leste untuk perempuan, serta Eritrea dan Etiopia untuk laki-laki, yang mana lebih dari 20 persen populasi orang dewasa mengalami kekurangan berat badan.
Di antara anak-anak, India dan Sri Lanka memiliki prevalensi anak perempuan yang mengalami kekurangan berat badan tertinggi pada tahun 2022, sementara Niger dan India memiliki prevalensi berat badan kurang tertinggi di kalangan anak laki-laki.
Transisi nutrisi yang sehat yang meningkatkan akses terhadap makanan bergizi diperlukan untuk mengatasi beban kekurangan berat badan yang ada sekaligus membatasi dan membalikkan peningkatan obesitas, menurut laporan studi tersebut.