Ilustrasi ikan tuna (freepik.com/lifeforstock)
Selain salmon, ikan tuna yang berlemak dianggap sehat karena merupakan sumber omega-3 yang baik dan tinggi protein. Namun, tuna juga mengandung senyawa berbahaya metil merkuri atau merkuri organik.
Pada tingkat tinggi, metil merkuri adalah racun saraf berbahaya karena dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan pada anak, masalah penglihatan, gangguan koordinasi tubuh, serta gangguan pendengaran dan bicara.
Ikan tuna besar paling kaya akan metil merkuri, dan paling sering dijadikan steak atau sushi. Tuna yang lebih kecil mengandung jumlah metil merkuri yang lebih rendah, dan lebih mungkin hadir dalam bentuk kalengan. Ada dua jenis tuna kalengan dengan kandungan merkuri yang berbeda, yaitu:
- Tuna putih: Berwarna terang dan biasanya berasal dari ikan albakora. Tuna putih mengandung metil merkuri 4–5 kali lebih banyak dari tuna berat ringan.
- Tuna ringan: Tuna ringan mengandung merkuri jauh lebih sedikit daripada tuna putih. Warnanya lebih gelap dan biasanya tidak berasal dari ikan albakora.
Untuk manusia, batas aman metil merkuri adalah 0,1 mikrogram/kilogram berat badan. Jika anak memiliki berat 25 kilogram, maka hanya bisa makan tuna putih kaleng 75 gram setiap 19 hari sekali. Ibu hamil dan anak-anak juga diharapkan membatasi boga bahari yang mengandung merkuri sebanyak kurang dari dua kali per minggu.
Ada beberapa jenis ikan lain yang juga kaya akan omega-3 tetapi kecil kandungan merkuri. Ikan-ikan tersebut adalah salmon, makerel, sarden, dan trout.