ilustrasi hidangan ikan laut (pexels.com/Valeria Boltneva)
Bagi kebanyakan orang dengan penyakit ginjal lanjut, penting untuk mengikuti diet ramah ginjal yang membantu mengurangi jumlah limbah dalam darah. Berdasarkan laporan "Significance of diet in chronic kidney disease" dalam Journal of Nephropharmacology tahun 2013, diet dapat membantu fungsi ginjal sekaligus mencegah kerusakan lebih lanjut.
Meskipun pembatasan diet bervariasi, biasanya disarankan agar semua orang dengan penyakit ginjal membatasi asupan nutrisi berikut:
- Sodium. Sodium ditemukan di banyak makanan dan komponen utama garam dapur. Ginjal yang rusak tidak dapat menyaring kelebihan sodium, menyebabkan kadar darahnya meningkat. Pasien penyakit ginjal sering disarankan untuk membatasi sodium hingga kurang dari 2.000 mg per hari.
- Kalium. Kalium memainkan banyak peran penting dalam tubuh, tetapi mereka yang memiliki penyakit ginjal perlu membatasinya untuk mencegah untuk menghindari tingkat tekanan darah yang tinggi yang berbahaya. Biasanya pasien disarankan untuk membatasi kalium menjadi kurang dari 2.000 mg per hari.
- Fosfor. Ginjal yang rusak tidak bisa menghilangkan kelebihan fosfor, mineral dalam banyak makanan. Tingkatnya yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada tubuh, sehingga fosfor dari makanan perlu dibatasi kurang dari 800-1.000 mg per hari pada sebagian besar pasien penyakit ginjal.
Protein adalah nutrisi lain yang mungkin perlu dibatasi oleh penderita penyakit ginjal, karena ginjal yang rusak tidak dapat membersihkan produk limbah dari metabolisme protein.
Namun, mereka yang menderita penyakit ginjal stadium akhir yang menjalani dialisis, perawatan yang menyaring dan membersihkan darah, memiliki kebutuhan protein yang lebih besar.
Setiap orang dengan penyakit ginjal berbeda, itulah mengapa penting untuk berbicara dengan dokter untuk merancang pola makan sesuai kondisi. Berikut ini adalah beberapa jenis makanan yang dianggap aman untuk para pasien penyakit ginjal.