Tidak ada pilihan pola makan yang menjamin kita bebas dari kanker. Akan tetapi, sayuran mengandung nutrisi pelawan kanker serta antioksidan yang dapat mengurangi risiko jenis kanker tertentu.
Contohnya, sayuran jenis cruciferous, seperti kubis Brussel, brokoli, dan kembang kol, telah diteliti untuk kekuatan melawan kanker mereka. Mereka menyediakan kalium, folat, vitamin C, dan fitokimia, serta sulforafan (tertinggi dalam brokoli) yang dapat melindung sel-sel tubuh dari karsinogen. Kuncinya adalah variasi, karena semua sayuran memiliki nutrisi dan efek perlindungan yang berbeda-beda.
Mengonsumsi 200 gram buah dan sayuran setiap harinya (2,5 porsi) dikaitkan dengan risiko kanker 3 persen lebih rendah. Dibanding dengan orang-orang yang makan kurang dari 2,5 porsi per hari, mereka yang makan lima porsi sehari memiliki risiko kanker 9 persen lebih rendah. Dan, mereka yang paling banyak makan sayur dan buah, yang makan lebih dari 8 porsi per hari, memiliki risiko kanker 11 persen lebih rendah (JNCI: Journal of the National Cancer Institute, 2010).
Semua hasil ini disesuaikan dengan hal-hal lain yang dapat memengaruhi risiko kanker, termasuk merokok, alkohol, penggunaan terapi pengganti hormon, aktivitas fisik, status sosial, berat badan, daging, serat, dan lainnya. Penyesuaian statistik ini dilakukan agar, sejauh mungkin, statistik harus mencerminkan efek buah dan sayuran saja.
Studi ini juga menemukan "efek dosis-respons" yang signifikan secara statistik. Ini berarti, makin banyak porsi makan seseorang, makin rendah risiko kankernya.