Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi makanan pedas (unsplash.com/emy)
ilustrasi makanan pedas (unsplash.com/emy)

Makanan dengan cita rasa pedas hampir disukai banyak orang. Makanan dengan rasa pedas dinggap dapat menambah selera makan dan membuat makanan menjadi terasa lebih nikmat. Bahkan, di beberapa wilayah di Indonesia memiliki sambal khas dengan cita rasa yang beragam.

Meskipun banyak orang yang menikmati makanan pedas, namun mengonsumsi dalam jumlah banyak atau orang-orang yang sensitif dengan makanan pedas dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut, mulas, bahkan diare. Sebenarnya, mengapa makanan pedas mengakibatkan sakit perut? Berikut penjelasannya dirangkum dari Verywell Health dan Healthline.

1. Kandungan pada cabai

ilustrasi cabai (pexels.com/Laker)

Saat makan makanan yang pedas, tidak jarang sebagian orang mengeluhkan perut yang terasa panas bahkan mengalami diare. Beberapa diantaranya mungkin menganggap bahwa kondisi yang dialami disebabkan ada masalah pada pencernaan. Padahal, reaksi yang muncul tersebut adalah normal. Ketika ada makanan pedas, maka tubuh akan bereaksi dengan tujuan untuk melindungi tubuh dari zat pada makanan pedas yang dianggap berbahaya oleh tubuh.

Zat yang memicu berbagai reaksi mulai rasa panas dan terbakar di lidah hingga menimbulkan diare setelah mengonsumsi makanan pedas merupakan zat kapsaisin. Zat kapsaisin tersebut terdapat pada cabai yang ditambahkan pada menu makanan pedas.

2. Mengenal kapsaisin

ilustrasi cabai rawit (pexels.com/Artem Beliaikin)

Kapsaisin merupakan zat yang terdapat pada tanaman genus Capsicum dalam keluarga Solanaceae. Kapsaisin terdapat pada beberapa jenis tanaman diantaranya pada cabai merah, cabai keriting, cabai rawit, dan lainnya.

Mengutip Medical News Today, tanaman cabai menggunakan kapsaisin sebagai mekanisme pertahanan diri dari hewan predator. Ini karena kapsaisin termasuk zat iritan sehingga dapat mengiritasi tubuh.

Cabai yang menjadi komposisi pada menu makanan pedas mengandung zat kimia kapsaisin. Kapsaisin merupakan zat yang sangat kuat dan dapat mengiritasi kulit dan jaringan lain. Zat kapsaisin dapat menimbulkan sensasi hangat dan terbakar saat bersentuhan dengan jaringan pada tubuh. Inilah sebabnya saat makan atau menyentuhnya akan menimbulkan sensasi rasa terbakar.

3. Mengapa kapsaisin menimbulkan rasa panas terbakar?

ilustrasi sambal (pixabay.com/Bintang_Galaxy)

Saat makan makanan pedas, zat kapsaisin di dalamnya akan berikatan dengan reseptor nyeri bernama TRPV1 atau reseptor kapsaisin. Reseptor kapsaisin terdapat pada beberapa organ tubuh. Adanya ikatan kapsaisin dengan reseptor kapsaisin di dalam mulut menyebabkan sensasi rasa panas terbakar atau yang kerap diartikan sebagai rasa pedas.

Saat makan makanan pedas, reseptor kapsaisin akan memberi informasi ke otak bahwa tubuh sedang terbakar dari dalam. Untuk mengatasinya, otak mengeluarkan hormon endorfin untuk mengurangi rasa nyeri tersebut. Inilah sebabnya mengapa saat makan makanan pedas kita merasa senang dan menjadi ingin terus menambah makanan pedas.

4. Kapsaisin dapat menyebabkan diare

ilustrasi nyeri perut (pixabay.com/unknownuserpanama)

Seperti penjelasan sebelumnya, reseptor kapsaisin terdapat pada banyak organ tubuh. Saat kapsaisin berikatan dengan reseptor kapsaisin, maka muncul sensasi rasa terbakar. Karena kapsaisin memiliki sifat mengiritasi sehingga dianggap berbahaya oleh tubuh. Maka untuk melindungi tubuh, usus kecil berusaha secepatnya untuk mengeluarkan kapsaisin dari usus kecil.

Saat makanan memasuki usus besar, biasanya proses pencernaan melambat untuk menyerap air. Namun, adanya zat kapsaisin juga menyebabkan reseptor kapsaisin di usus besar menjadi aktif. Karena dianggap berbahaya oleh usus besar, maka proses penyerapan cairan tidak berjalan maksimal sehingga kapsaisin segera dikeluarkan dari tubuh. Ini sebabnya beberapa orang mengalami diare setelah makan makanan pedas.

Selain itu, reseptor kapsaisin juga banyak terdapat di anus. Adanya kapsaisin menyebabkan sebagian orang merasakan anus yang terasa panas dan terbakar saat buang air besar.

5. Kapsaisin juga membuat hidung berair

ilustrasi berkeringat (pexels.com/cottonbro)

Dilansir Push Doctor, kapsaisin termasuk zat iritan sehingga dapat mengiritasi membran mukosa pada rongga hidung. Untuk melindungi dari zat iritan, maka tubuh menghasilkan lendir sehingga hidung menjadi berair saat makan makanan pedas.

Menambahkan keterangan laman Healthline, beberapa penelitian menunjukkan kapsaisin mungkin berperan dalam mekanisme termoregulasi tubuh. Saat makan makanan pedas, biasanya tubuh menjadi berkeringat. Ini karena kapsaisin membuat otak menganggap bahwa tubuh dalam keadaan panas. Untuk mendinginkannya, maka tubuh memproduksi keringat. Inilah sebabnya tubuh menjadi berkeringat saat makan makakan pedas.

Cabai yang terdapat pada menu makanan pedas mengandung zat kapsaisin. Kapsaisin termasuk zat iritan sehingga dapat mengiritasi tubuh. Zat kapsaisin berikatan dengan reseptor nyeri kapsaisin sehingga dapat menyebabkan berbagai reaksi pada tubuh seperti rasa terbakar pada lidah sampai menyebabkan diare jika dikonsumsi berlebih. Maka dari itu, batasi makanan pedas dalam jumlah sedang agar tidak menimbulkan efek negatif pada tubuh. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team