Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi merokok (pexels.com/Megan Forbes)
ilustrasi merokok (pexels.com/Megan Forbes)

Intinya sih...

  • Survei GATS tahun 2021 menunjukkan tingginya keinginan berhenti merokok, tetapi hanya 43,8 persen yang berupaya untuk berhenti.
  • Nikotin dalam tembakau menyebabkan ketergantungan fisik dan emosional dengan mengubah cara kerja otak serta meningkatkan neurotransmiter dopamin.
  • Kecanduan nikotin dapat menyebabkan gejala putus zat seperti cemas, depresi, penurunan perhatian, gangguan tidur, dan peningkatan nafsu makan.

Setiap tanggal 31 Mei diperingati sebagai Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran di masyarakat mengenai efek negatif tembakau. 

Dilansir Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), survei global pada penggunaan tembakau pada dewasa atau Global Adult Tobacco Survey (GATS) adalah survei berstandar global yang secara sistematis memantau penggunaan tembakau isap dan kunyah oleh orang dewasa.

Di Indonesia, GATS dilakukan pada tahun 2011 dan dilakukan kembali 10 tahun kemudian, yakni tahun 2021. Survei GATS tahun 2021 lalu dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan.

Berdasarkan data terbaru hasil GATS tahun 2021, keinginan untuk berhenti merokok sebenarnya cukup tinggi, yaitu sebesar 63,4 persen. Akan tetapi, hanya sebesar 43,8 persen yang berupaya untuk berhenti merokok, sementara hanya 38,9 persen yang mendapatkan bantuan untuk berhenti merokok.

Sebenarnya, apa yang menyebabkan perokok kesulitan berhenti merokok? Ini penjelasannya.

1. Tembakau

ilustrasi daun tembakau (unsplash.com/Rusty Watson)

Tembakau merupakan tanaman yang daunnya akan diolah untuk dijadikan produk tembakau. Tembakau mengandung bahan kimia, salah satunya nikotin.

Nikotin inilah yang membuat seseorang mengalami kecanduan sehingga banyak perokok yang kesulitan untuk menghentikan kebiasaan buruknya tersebut. Selain nikotin, masih banyak lagi bahan kimia yang merusak kesehatan baik itu bagi pengguna maupun orang lain yang ikut menghirup asap rokok.

2. Mengenal nikotin

Nikotin merupakan zat kimia yang sangat adiktif pada tanaman tembakau. Semua produk tembakau mengandung nikotin, termasuk rokok, rokok tanpa pembakaran, cerutu, tembakau tanpa asap, dan sebagian besar produk rokok elektrik.

Menggunakan berbagai produk tembakau menyebabkan adiksi nikotin. Ini karena nikotin dapat mengubah cara kerja otak sehingga otak menjadi ingin selalu menggunakannya kembali.

3. Efek ketergantungan akibat nikotin

ilustrasi asap rokok (pexels.com/ Skyler Ewing)

Seseorang yang kecanduan ditandai dengan selalu mencari atau menggunakan zat secara berulang, meskipun memiliki efek berbahaya bagi kesehatan. Kecanduan tersebut akibat dari ketergantungan secara mental dan emosional pada suatu zat tertentu.

Salah satu zat yang menyebabkan efek ketergantungan atau kecanduan adalah nikotin yang terdapat pada tembakau. Dalam jumlah sedikit saja, nikotin membuat penggunanya merasa senang.

4. Mengapa nikotin menyebabkan ketergantungan?

Saat asap rokok dihirup dan memasuki paru-paru, nikotin akan diserap dengan cepat ke dalam darah. Nikotin dalam darah akan cepat dikirim ke otak sehingga kadar puncak nikotin akan tercapai dalam 10 detik saat dihirup.

Ketika nikotin diberikan, akan muncul endorfin yang menyebabkan perasaan euforia pada tubuh. Nikotin juga dapat meningkatkan neurotransmiter dopamin yang efeknya juga membuat perasaan senang setelah nikotin diberikan.

Namun, efek akut nikotin yang dirasakan ini dapat menghilang dengan cepat. Karena efeknya yang tidak lama membuat perokok akan melanjutkan merokok untuk mengembalikan kembali efek nikotin yang telah hilang dan mempertahankan efek “menyenangkan” yang didapat dari nikotin.

Paparan nikotin dalam jangka panjang mengubah cara kerja otak dan mengubah perilaku menjadi ketagihan terhadap nikotin pada rokok dan produk tembakau lainnya. Jika kondisi makin parah, penggunanya akan kesulitan untuk berhenti merokok.

5. Efek putus zat

ilustrasi rokok (pexels.com/Aphiwat chuangchoem)

Saat seseorang berhenti merokok, hal tersebut akan mengakibatkan kondisi withdrawal atau putus zat. Kondisi ini disebabkan ketergantungan pada zat nikotin sehingga tubuh menjadi terbiasa dengan adanya zat tersebut.

Ketika tubuh tidak diberi nikotin, maka pengguna rokok akan merasa cemas, rasa ingin merokok, depresi, penurunan perhatian dan kognitif, gangguan tidur, dan peningkatan nafsu makan. Gejala putus zat tersebut dapat berlangsung beberapa jam saat rokok terakhir digunakan sehingga mendorong penggunanya untuk merokok kembali.

Gejala putus zat dapat berlangsung pada beberapa hari pertama setelah rokok terakhir digunakan. Biasanya, kondisi tersebut dapat reda dalam beberapa minggu. Pada beberapa orang, gejala dapat bertahan hingga beberapa bulan.

6. Efek nikotin lainnya

Nikotin yang terdapat pada rokok dan produk tembakau lainnya menyebabkan seseorang menjadi kecanduan. Ini disebabkan nikotin yang mudah terserap ke dalam darah ketika seseorang sedang merokok.

Ketika nikotin berada di darah, nikotin tersebut akan menstimulasi kelenjar adrenal. Kelenjar adrenal kemudian akan memproduksi hormon epinefrin atau adrenalin. Adanya hormon tersebut menstimulasi sistem saraf pusat dan dapat meningkatkan tekanan darah, meningkatkan detak jantung, dan meningkatkan laju napas.

7. Layanan berhenti merokok

ilustrasi berhenti merokok (pixabay.com/Myriams-Fotos)

Sebagian besar perokok yang memahami bahayanya bagi kesehatan ingin berhenti merokok, tetapi hanya sekitar 30 persen yang memiliki akses ke dukungan untuk berhenti merokok. Tingkat keberhasilan tanpa bantuan rendah, memperkuat gagasan bahwa kecanduan nikotin bersifat fisik dan emosional.

Di Indonesia, terdapat layanan konseling bagi mereka yang ingin berhenti merokok yang disediakan di fasilitas layanan kesehatan, misalnya puskesmas, klinik khusus berhenti merokok, atau rumah sakit.

Nikotin dalam berbagai produk tembakau membuat perokok menjadi kecanduan atau ketergantungan. Ini karena nikotin memengaruhi cara kerja otak, salah satunya meningkatkan neurotransmiter dopamin, sehingga menciptakan perasaan senang setelah nikotin diberikan. Makin lama, tubuh makin terbiasa dengan adanya nikotin. Saat nikotin tidak tersedia, maka tubuh menginginkannya kembali. Inilah sebabnya perokok kesulitan untuk berhenti merokok. Namun, terdapat layanan konseling dan terapi di beberapa fasilitas kesehatan untuk membantu kamu berhenti merokok.

Referensi

Global Adult Tobacco Survey 2021. Diakses Mei 2025.
"Tobacco/Nicotine and Vaping." National Institute on Drug Abuse. Diakses Mei 2025.
"Dealing with the Mental Part of Tobacco Addiction." American Cancer Society. Diakses Mei 2025.
"Tobacco." World Health Organization. Diakses Mei 2025.
"GBD Tobacco Forecasts." Institute for Health Metrics and Evaluation. Diakses Mei 2025.
"Upaya Berhenti Merokok (UBM)." Kemenkes RI. Diakses Mei 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team