Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi konstipasi atau sembelit pascapersalinan (babycentre.co.uk)
ilustrasi konstipasi atau sembelit pascapersalinan (babycentre.co.uk)

Kabar kehamilan tentu menjadi sebuah kebahagiaan bagi pasangan yang mendambakan anak, bukan? Namun, para ibu pasti tahu bahwa ada perjuangan yang dikerahkan untuk menghadirkan seorang buah hati. 

Saat kehamilan dimulai, maka gejala seperti mual, pusing, perubahan suasana hati, serta beragam efek lain dapat terjadi, bahkan hingga persalinan. Tak berhenti sampai hari persalinan, efek lainnya juga bisa muncul setelahnya. Salah satunya adalah sembelit.

Umumnya, sembelit dirasakan oleh ibu pascapersalinan. Bahkan, kondisi ini juga bisa dimulai saat masa kehamilan. Dilansir Verywell Family dan WebMD, berikut ini beberapa pemicu sembelit setelah melahirkan dan cara mengatasinya.

1. Masa kehamilan

ilustrasi ibu hamil (pexels.com/Leah Kelley)

Bukan karena apa yang kamu konsumsi, kehamilan sendiri juga dapat menjadi pemicu sembelit setelah fase lahir. Bayi yang terus tumbuh dan membesar di dalam rahim akan menekan bagian perut yang lain, seperti lambung dan usus. Kondisi ini akan memengaruhi frekuensi ibu hamil akan buang air besar. 

2. Operasi caesar

ilustrasi c-section atau operasi caesar (muhealth.org)

Salah satu dampak operasi caesar adalah sembelit. Setelah menjalani operasi besar, salah satunya termasuk operasi caesar saat melahirkan, sistem pencernaan akan mengalami gangguan antara tiga sampai empat hari pascaoperasi. Kabar baiknya, efek ini hanya berlangsung sementara. Pencernaan akan kembali normal seperti sebelumnya.

3. Rusaknya sfingter anus

ilustrasi konstipasi atau sembelit (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Saat melahirkan, beberapa bagian tubuh akan mengalami peregangan yang dapat memicu kerusakan pada sfingter anus atau otot dasar pada panggul. Kondisi ini akan memengaruhi gerak usus menjadi lebih lamban dan tidak efisien, sehingga mengakibatkan sembelit pasca melahirkan.

4. Kurangnya asupan serat dan cairan

ilustrasi minum air putih (pexels.com/Marcus Aurelius)

Kekurangan serat dan cairan juga berpotensi menjadikan ibu mengalami sembelit usai melahirkan. Apabila saat mendekati waktu persalinan atau saat berlangsungnya persalinan tubuh kekurangan cairan, misalnya karena dehidrasi, muntah, atau kekurangan darah, maka proses eliminasi tubuh juga akan terganggu dan sembelit pun terjadi.

Peran serat juga memengaruhi sembelit. Saat serat banyak dikonsumsi, maka tubuh akan dengan mudah mengeluarkan kotoran. Jika sampai kekurangan, maka sembelit dapat terjadi.

5. Rasa nyeri dan penggunaan obat antinyeri

ilustrasi minum obat (pexels.com/Artem Podrez)

Setelah melahirkan, mungkin area perineum atau daerah sekitar kelamin akan mengalami nyeri. Kondisi lain seperti wasir atau nyeri karena robek saat melahirkan juga dapat terjadi. Hal ini memungkinkan para ibu akan menahan keinginan untuk buang air besar. 

Penggunaan obat nyeri selama persalinan juga diketahui mengakibatkan saluran pencernaan yang melambat. Untuk lebih jelasnya mengenai pengobatan yang tepat, konsultasikan ke dokter.

6. Konsumsi suplemen

ilustrasi minum suplemen (pexels.com/Jeshootscom)

Beberapa suplemen yang dikonsumsi saat hamil atau setelah melahirkan juga akan memberikan efek tertentu. Salah satunya adalah konsumsi suplemen zat besi untuk meredakan anemia. Konsumsi suplemen ini akan memperlambat keluarnya tinja dari dalam tubuh.

7. Perubahan hormon

ilustrasi konsultasi dengan dokter (pexels.com/Mart Production)

Perubahan hormon pada ibu hamil bahkan dimulai saat awal masa kehamilan dan terus berlangsung saat masa kehamilan. Kemudian, saat kehamilan memasuki usia 9 bulan dan masuk fase persalinan, maka hormon tubuh juga akan disesuaikan kembali dan berdampak pada melambatkan fungsi usus yang memungkinkan terjadinya sembelit.

8. Pencegahan

ilustrasi berjalan kaki dengan bayi pasca melahirkan (rightasrain.uwmedicine.org)

Itulah beberapa pemicu sembelit yang sering kali terjadi setelah melahirkan. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya adalah:

  • Banyak beristirahat.
  • Minum banyak air dan banyak mengonsumsi makanan berserat.
  • Sering berjalan kaki mampu meningkatkan kerja usus.
  • Mengonsumsi obat pencahar atau sesuai arahan dokter.
  • Tidak menahan atau mengabaikan keinginan tubuh untuk buang air besar. Meskipun mungkin menakutkan dan menimbulkan nyeri, menahan buang air besar akan membuat tinja menjadi lebih keras. Sebaiknya tetap coba melakukannya, tetapi jangan sampai terlalu mengejan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Apabila dirasa gejala-gejala yang timbul setelah melahirkan makin buruk seperti pendarahan anus, tinja disertai darah, nyeri pada dubur, atau rasa sakit di vagina, maka sebaiknya temui dokter untuk konsultasi lebih lanjut dan mendapat perawatan yang tepat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team