Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi keripik asin gurih (pexels.com/Tim Samuel)
ilustrasi keripik asin gurih (pexels.com/Tim Samuel)

Intinya sih...

  • Ada banyak alasan kamu mendadak ingin makan makanan yang asin-asin.

  • Saat craving makanan asin, mungkin sebenarnya kamu butuh air, atau sedang stres, PMS, kekurangan zat besi, atau tubuh kekurangan natrium.

  • Kondisi medis tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu juga bisa jadi penyebab kamu mengidam makanan asin.

Pernah nggak tiba-tiba kamu pengin banget makan keripik asin, seblak, mi pedas gurih, makaroni krispi, dan makanan asin lainnya? Sensasi itu bukan sekadar lapar biasa, ini disebut sebagai mengidam garam, yaitu keinginan kuat untuk makan sesuatu yang asin dan gurih.

Keinginan kuat ini bisa datang tiba-tiba, bahkan saat kamu sebenarnya sudah kenyang atau kebutuhan nutrisimu sudah tercukupi.

Ada banyak alasan kamu mendadak ingin makan yang asin-asin. Apa pun alasannya, memahami mengidam makanan asin dan gurih ini adalah langkah pertama untuk mengendalikannya.

1. Mungkin kamu butuh air

Tubuh membutuhkan natrium (garam) sebagai elektrolit agar bisa berfungsi dengan baik. Saat kamu mengalami dehidrasi, keseimbangan elektrolit bisa terganggu. Akibatnya, kamu mungkin merasa ingin makan makanan asin untuk mengatasi ketidakseimbangan ini.

Menariknya, bagian otak yang mengatur rasa lapar juga mengatur rasa haus. Jadi, menurut beberapa penelitian, bisa jadi kamu merasa ingin ngemil makanan asin padahal sebenarnya tubuhmu hanya butuh air.

2. Kamu banyak berkeringat

Jika kamu banyak berkeringat, baik karena olahraga atau terpapar cuaca panas, kamu mungkin mengidam makanan asin. Ini adalah respons tubuh untuk menyeimbangkan kembali kadar elektrolit natrium, yang penting untuk fungsi tubuh secara keseluruhan.

Kalau ini yang membuat kamu ingin makan yang asin-asin, kamu mungkin juga mengalami gejala lain seperti haus dan kelelahan.

3. Kamu sedang stres

ilustrasi stres saat kerja (freepik.com/tirachardz)

Saat stres, biasanya kamu akan mencari comfort food, makanan yang menjadi pelipur laramu. Comfort food bisa berupa makanan manis, asin, berlemak, dan lain-lain sesuai kesukaanmu.

Comfort food bisa mengaktifkan sistem "hadiah" di otak, yang membuat tubuh merasa lebih tenang dan mengurangi respons stres. Makanan asin juga bisa menjadi pengalih perhatian saat sedang stres.

Stres bisa meningkatkan kadar hormon grelin, yaitu hormon pemicu lapar. Hormon ini diduga membuat orang lebih mudah ngidam makanan dan kalau tidak dikendalikan bisa menyebabkan kenaikan berat badan.

4. Kamu sedang mengalami PMS

Menjelang menstruasi, banyak perempuan mengalami sindrom pramenstruasi (PMS). Pada masa ini, dapat terjadi perubahan rasa haus dan nafsu makan—termasuk keinginan makan makanan asin. Dehidrasi ringan yang bisa terjadi selama fase ini juga bisa menjadi salah satu penyebab kamu ngidam makanan tertentu.

5. Kamu memang terbiasa makan yang asin-asin

Terdengar obvious, tetapi ini perlu diwaspadai. Sering kali craving yang kamu alami ini adalah hasil dari pola makanmu sendiri. Makin banyak natrium yang kamu konsumsi, makin besar keinginan kamu terhadap makanan asin.

Sebuah laporan tentang konsumsi garam berlebih menyimpulkan bahwa makan makanan asin bisa membuat orang dewasa makin terbiasa dan ingin terus mengonsumsi garam. Laporan ini juga membahas beberapa teori soal kebiasaan makan garam sejak kecil. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi terlalu banyak garam di masa kecil dapat membuat seseorang cenderung suka makanan asin seumur hidup. Menariknya, dikatakan juga kekurangan garam saat kecil juga bisa menimbulkan efek serupa, yaitu keinginan kuat untuk makan makanan asin di kemudian hari.

6. Kondisi medis tertentu

ilustrasi konsultasi dokter (pexels.com/cottonbro studio)

Beberapa kondisi genetik tertentu bisa memengaruhi kadar natrium dalam tubuh, seperti:

  • Penyakit Addison: Penyakit ini terjadi saat kelenjar adrenal tidak memproduksi cukup hormon kortisol. Tanpa hormon ini, tubuh bisa cepat kehilangan natrium, sehingga muncul keinginan kuat untuk makan makanan asin.

  • Sindrom Bartter: Kondisi ini memengaruhi kemampuan ginjal untuk menyerap kembali garam dan elektrolit lainnya. Akibatnya, tubuh kehilangan banyak garam lewat urine, yang bisa memicu ngidam makanan asin.

  • Fibrosis kistik: Kondisi ini menyebabkan lendir kental menumpuk di organ tubuh dan mengganggu penyerapan nutrisi. Orang dengan fibrosis kistik cenderung kehilangan natrium lebih mudah, sehingga sering menginginkan makanan asin.

7. Kamu sedang bosan

Sering kali, makan hanyalah sesuatu yang dilakukan untuk menghabiskan waktu. Makanan asin umumnya lebih praktis dan siap makan, jadi kamu tidak perlu repot-repot memasaknya. Karenanya, sangat mudah untuk memuaskan keinginan untuk makan makanan asin.

8. Kurang tidur

Orang yang kurang tidur cenderung ingin ngemil makanan yang terasa “memuaskan”, seperti makanan asin dan renyah.

Nyatanya, kualitas dan durasi tidur yang buruk berkaitan dengan lebih seringnya ngidam makanan dan pola makan yang kurang sehat, menurut studi.

Kurang tidur juga bisa disebabkan oleh masalah kesehatan lain. Jadi, kalau kamu sering sekali kurang tidur, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk mencari penyebabnya dan merencanakan penanganan yang sesuai, termasuk mengurangi keinginan ngemil berlebihan.

9. Tanda akan terjadi serangan migrain

ilustrasi migrain (freepik.com/jcomp)

Kalau kamu mengalami migrain, ada serangkaian gejala yang dapat terjadi selama periode sebelum serangan migrain dimulai.

Selama tahap prodromal (fase awal sebelum serangan migrain terjadi), salah satu gejalanya adalah keinginan untuk makan makanan asin. Ini mungkin karena mengonsumsi makanan asin dapat membantu meredakan migrain yang muncul tiba-tiba.

10. Mungkin kamu kekurangan zat besi

Anemia defisiensi zat besi, yaitu kondisi saat tubuh kekurangan zat besi untuk membentuk sel darah merah, bisa menyebabkan ngidam garam yang kuat. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai hal. Jika ngidam makanan asin kamu disebabkan oleh anemia ini, kamu mungkin juga akan merasakan lelah berlebihan, pusing, atau tangan dan kaki terasa dingin.

11. Tubuh kekurangan natrium

Tak heran kalau tubuh kekurangan natrium, keinginan untuk mengonsumsi makanan asin dapat muncul. Kekurangan elektrolit umum ini (hiponatremia) dapat memicu otak untuk menghasilkan sinyal nafsu makan garam. Kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, termasuk diare, muntah-muntah, gagal jantung, mengonsumsi obat diuretik, penyakit ginjal tertentu, dan lain-lain.

12. Sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu

ilustrasi obat obatan (pexels.com/Christina & Peter)

Beberapa obat bisa memengaruhi kelenjar adrenal dan menyebabkan insufisiensi adrenal akibat obat, yaitu kondisi saat tubuh tidak memproduksi cukup hormon penting. Hal ini bisa membuat kamu jadi ngidam makanan asin. Obat-obat yang bisa memicu kondisi ini antara lain:

  • Menghentikan penggunaan jangka panjang obat glukokortikoid secara tiba-tiba, seperti hydrocortisone, triamcinolone, atau fluticasone.

  • Obat imunoterapi seperti nivolumab, pembrolizumab, dan ipilimumab.

  • Obat kanker jenis protein kinase inhibitor, seperti cabozantinib dan lenvatinib.

  • Obat antijamur seperti fluconazole.

  • Tramadol, obat pereda nyeri.

  • Rifampin, obat untuk infeksi bakteri tertentu.

Jika kamu mengalami rasa haus dan keinginan mengonsumsi makanan asin yang tidak biasa saat menggunakan obat-obatan di atas, coba bicarakan dengan dokter tentang efek samping ini.

Kementerian Kesehatan merekomendasikan batas konsumsi garam per orang per hari adalah 2.000 miligram natrium atau setara dengan 5 gram atau 1 sendok teh garam. Ini merupakan batas maksimal yang disarankan untuk menjaga kesehatan. Terlalu banyak garam bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan stroke.

Jika kamu merasa banyak mengonsumsi makanan asin, kurangilah dengan cara-cara ini:

  • Saat memasak, cicipi dulu sebelum menambahkan garam. Banyak orang menambahkan garam karena kebiasaan, bukan karena makanannya kurang rasa.

  • Ganti garam dengan bumbu lain. Gunakan bawang putih, rempah-rempah, lada hitam, cuka, atau perasan lemon untuk menambah rasa.

  • Buat camilan sendiri di rumah. Ini membantu kamu mengontrol jumlah garam yang dikonsumsi.

  • Batasi makanan kaleng yang mengandung garam tambahan. Jika terpaksa, bilas dulu bahan, seperti kacang atau sayuran kaleng, untuk mengurangi kadar garamnya.

  • Periksa label nutrisi. Pilih makanan ringan dengan kandungan natrium di bawah 140 mg per porsi. Hindari produk yang mencantumkan garam di awal daftar bahan.

Ingatlah bahwa garam tersembunyi dalam banyak makanan yang mungkin tidak kamu duga. Sup kalengan, saus salad, keju, bumbu, dan saus sering kali mengandung banyak natrium. Memeriksa label fakta nutrisi adalah cara terbaik saat mencari garam tersembunyi.

Dengan membiasakan langkah-langkah kecil ini, ngidam garam kamu bisa berkurang secara alami.

Referensi

"Why Am I Craving Salt? Causes, Conditions, and Treatment." Healthgrades. Diakses Juni 2025.

"Fluid and Electrolyte Balance." Medline Plus. Diakses Juni 2025.

Harriet A. Carroll et al., “Hydration Status Affects Thirst and Salt Preference but Not Energy Intake or Postprandial Ghrelin in Healthy Adults: A Randomised Crossover Trial,” Physiology & Behavior 212 (November 1, 2019): 112725, https://doi.org/10.1016/j.physbeh.2019.112725.

"What Does It Mean When You Are Craving Salt?" Verywell Health. Diakses Juni 2025.

Ariana M. Chao et al., “Stress, Cortisol, and Other Appetite-related Hormones: Prospective Prediction of 6-month Changes in Food Cravings and Weight,” Obesity 25, no. 4 (March 28, 2017): 713–20, https://doi.org/10.1002/oby.21790.

"Premenstrual Syndrome." American College of Obstetricians and Gynecologists. Diakses Juni 2025.

Micah Leshem, “Salt Need Needs Investigation,” British Journal of Nutrition 123, no. 11 (January 21, 2020): 1312–20, https://doi.org/10.1017/s0007114520000173.

Chelsea L. Kracht et al., “Associations of Sleep With Food Cravings, Diet, and Obesity in Adolescence,” Nutrients 11, no. 12 (November 30, 2019): 2899, https://doi.org/10.3390/nu11122899.

"What causes salt cravings?" Medical News Today. Diakses Juni 2025.

Ronald B. Brown, “Sodium Chloride, Migraine and Salt Withdrawal: Controversy and Insights,” Medical Sciences 9, no. 4 (October 30, 2021): 67, https://doi.org/10.3390/medsci9040067.

Brittany Rogers et al., “Sodium Chloride Pica Causing Recurrent Nephrolithiasis in a Patient With Iron Deficiency Anemia: A Case Report,” Journal of Medical Case Reports 11, no. 1 (November 17, 2017), https://doi.org/10.1186/s13256-017-1499-5.

"Why Do You Crave Salt?" Cleveland Clinic. Diakses Juni 2025.

"7 Possible Causes of Craving Salt." Healthline. Diakses Juni 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team