Kesehatan pada masa kanak-kanak memiliki dampak yang signifikan pada tumbuh kembang anak. Sebuah penelitian yang tercantum dalam data Badan Pusat Statistik pada tahun 2020 menyebutkan bahwa anak yang sakit berisiko mengalami stunting 1,65 kali lebih tinggi daripada anak yang sehat.
Risiko stunting pada anak, khususnya balita, dapat berdampak pada kecerdasan, yang mana stunting berkorelasi negatif dengan skor tes kognitif. Kondisi stunting yang parah pada tahun kedua kehidupan berdampak pada penurunan sepuluh poin skor kecerdasan.
Merujuk pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, seseorang dikategorikan anak apabila belum berumur 18 tahun (0–17 tahun). Berdasarkan data Susenas Maret 2021, sebanyak 11,75 persen anak umur 0–17 tahun mempunyai keluhan kesehatan dan mengakibatkan terganggunya kegiatan sehari-hari.
Hal ini tentu akan berdampak pada kualitas hidup anak ke depannya sehingga perlu upaya untuk meningkatkan kesehatan pada masa kanak-kanak. Berikut ini beberapa langkah dan upaya yang bisa dilakukan merujuk pada Pedoman Gizi Seimbang.