Bagaimana Cara Mendeteksi Telinga Tuli pada Bayi?

Skrining pendengaran harus segera dilakukan pada bayi

Gangguan pendengaran menjadi masalah yang meningkat dari tahun ke tahun. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan akan ada lebih dari 700 juta orang yang mengalami masalah pendengaran.

Dalam banyak kasus, telinga tuli atau gangguan pendengaran terjadi akibat adanya perubahan struktural yang terjadi saat lahir. Jika ini terjadi, bayi yang mengalami telinga tuli harus segera mendapatkan penanganan khusus.

Lantas bagaimana mendeteksi telinga tuli pada bayi?

Baca Juga: Masalah Penglihatan pada Bayi: Gejala, Penyebab, Pengobatan

Tanda-tanda gangguan pendengaran pada bayi

Bagaimana Cara Mendeteksi Telinga Tuli pada Bayi?ilustrasi bayi (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Idealnya, pengecekan pendengaran bayi dilakukan dua hari setelah bayi lahir dengan metode newborn hearing screening. Skrining pendengaran sebaiknya dilakukan selama tiga minggu pertama kehidupan bayi. Sayangnya, hanya rumah sakit tertentu yang menyediakan tes pendengaran ini.

Namun, ada beberapa tanda yang bisa kamu waspadai untuk bayi yang tuli, dilansir March of Dimes. Ini dapat meliputi:

  • Tidak terkejut dengan suara keras.
  • Tidak mengeluarkan setelah dia berumur 6 bulan.
  • Tidak mengucapkan satu kata pun seperti “mama” atau “dada” saat bayi berusia 1 tahun. 
  • Menolehkan kepalanya saat bayi melihat seseorang, tetapi tidak menoleh jika dipanggil namanya.
  • Bisa mendengar beberapa suara namun tidak mendengar suara lainnya. 

Pada dasarnya, tanda dan gejala gangguan pendengaran pada bayi berbeda-beda seiring tahap perkembangan pada usia yang berbeda-beda. Dijelaskan dalam laman Icahn School of Medicine at Mount Sinai, berikut ini pedoman terkait usia berikut untuk membantu mengukur kemajuan pendengaran anak.

Pada bayi baru lahir hingga usia 3 bulan, bayi seharusnya:

  • Bereaksi terhadap suara keras dengan refleks terkejut.
  • Mengarahkan kepala mereka ke arah kamu saat kamu berbicara.
  • Terbangun oleh suara keras.

Pada bayi usia 3 hingga 6 bulan, bayi seharusnya:

  • Melihat atau berputar ke arah suara baru.
  • Menanggapi “tidak” dan perubahan nada suara.
  • Mulai menghasilkan suaranya sendiri.

Pada bayi usia 6 hingga 10 bulan, bayi seharusnya:

  • Merespons saat namanya dipanggil.
  • Memahami kata-kata untuk benda atau frasa umum (mama, dada, susu, botol, dan lain-lain).
  • Membuat suara mengoceh.

Pada bayi usia 10 hingga 15 bulan, bayi seharusnya:

  • Melihat benda-benda yang dikenal atau menunjuk orang ketika diminta melakukannya.
  • Mengucapkan kata-kata dan suara sederhana; mungkin menggunakan beberapa kata secara bermakna.
  • Menikmati permainan seperti cilukba.

Jika merasa bayi belum mencapai tahap perkembangan dalam berbicara, bermain, atau berkomunikasi, sebaiknya meminta rujukan dari dokter anak ke dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan anak.

Karena ketulian atau gangguan pendengaran dapat memengaruhi kemampuan anak untuk mengembangkan kemampuan bicara, bahasa, dan komunikasi, maka sangat penting bagi anak untuk menerima layanan dan pengobatan yang tepat, termasuk alat bantu dengar, sesegera mungkin.

Baca Juga: 7 Penyebab Kehilangan Pendengaran Mendadak, Jangan Anggap Sepele

Topik:

  • Nurulia R F
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya