ilustrasi minuman panas (pexels.com/John-Mark Smith)
Beberapa makanan atau minuman, memang sangat nikmat dinikmati saat masih panas. Kopi biasanya diseduh dengan air pada suhu 85 dan 95 derajat Celsius. Beberapa jenis pizza keju terkadang disajikan dengan suhu mendekati 90 derajat Celsius agar bisa dinikmati lelehan kejunya. Dalam industri katering, suhu yang direkomendasikan untuk menjaga minuman tetap hangat adalah antara 85 dan 88 derajat Celsius.
Namun, konsumsi makanan atau minuman yang terlalu panas dapat melukai jaringan di dalam mulut, seperti lidah. Dilansir dari jurnal Foods tahun 2021, kopi yang disajikan pada suhu 75 dan 88 derajat Celsius dilaporkan dapat menyebabkan luka bakar pada lidah. Ini karena suhu tersebut berada di atas ambang batas nyeri permukaan lidah, yaitu sekitar 46–48 derajat Celsius.
Masih mengacu dari jurnal yang sama, memang belum ada penelitian eksperimental mengenai luka bakar pada permukaan lidah akibat cairan yang panas di dalam mulut. Namun, ada beberapa data tentang luka bakar pada lapisan epidermis kulit akibat paparan suhu panas.
Menurut data tersebut, diketahui titik ekuilibrium kulit (titik keseimbangan) berada pada suhu 45 derajat Celsius. Paparan suhu di bawah 45 derajat Celsius, tidak menyebabkan kerusakan. Paparan suhu antara 45 dan 51 derajat Celsius, dapat meningkatkan laju kerusakan setiap derajat Celsiusnya.
Sementara itu, paparan suhu sekitar 60 dan 65 derajat Celsius dapat menyebabkan kerusakan hingga 10 juta kali lebih tinggi dibandingkan suhu dibawahnya. Paparan suhu di atas 70 derajat Celcius dapat menyebabkan kerusakan sel yang fatal, bahkan dalam waktu kontak kurang dari satu detik. Jadi suhu makanan atau minuman yang terlalu panas itu berkisar di atas 60 derajat Celcius.