Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
freepik/fwstudio
freepik/fwstudio

Sekolah menjadi tempat yang berkesan dan menyenangkan bagi sebagian orang. Di Sekolah terjadi banyak interaksi yang dapat menambah jaringan pertemanan sekaligus menjadi tempat menggali ilmu, bakat dan keterampilan. Namun tidak jarang, sebagian anak merasa sangat takut saat menghabiskan waktu di tempat tersebut. Ketakutan pada sekolah tersebut bersifat berlebihan dan terjadi terus menerus dalam jangka waktu yang panjang. Daripada penasaran, inilah informasi selengkapnya mengenai scolionophobia yang wajib kamu ketahui.

1. Sering disepelekan ternyata ketakutan terhadap sekolah termasuk penyakit gangguan kecemasan.

Default Image IDN

Ketakutan secara tidak wajar dan berlebihan terhadap sekolah dinamakan dengan scolionophobia. ketakutan jenis ini diidentifikasi sebagai fobia spesifik dan termasuk dalam penyakit gangguan kecemasan. Ketakutan seperti ini akan membuat anak menghindari segala sesuatu yang berhubungan dengan sekolah.

Seorang anak yang mengalami scolionophobia cenderung menyiapkan berbagai alasan untuk tidak masuk sekolah seperti pura-pura sakit maupun menunjukkan kemarahan yang luar biasa. Memaksakan mereka pergi ke sekolah dapat menimbulkan beragam efek seperti kecemasan, mengalami mimpi buruk sebelumnya atau mengompol karena ketakutan.

2. Scolionophobia tidak hadir dengan sendirinya. Berikut adalah beberapa penyebabnya, simak baik-baik ya!

Default Image IDN

Beberapa faktor di bawah ini dapat membuat anak memiliki ketakutan yang berlebihan terhadap sekolah. 

  • Keadaan keluarga yang penuh tekanan

Berbagai peristiwa dalam keluarga yang penuh tekanan dapat membuat anak merasa takut dan kurang aman ketika berada di sekolah. Peristiwa tersebut seperti memiliki orang tua baru, orang tua yang bercerai, memiliki konflik dalam keluarga, memiliki anggota keluarga dekat yang meninggal, maupun terpaksa pindah sekolah mengikuti orang tua.

  • Menjadi korban pelecehan sekolah

Gangguan, ejekan, dan pelecehan yang dilakukan terus-tersusan oleh teman-teman di sekolah memungkinkan seorang anak ketakutan dan menghindari kelas mereka.

  • Nilai

Seorang anak yang konsisten mendapatkan nilai yang rendah mungkin merasa takut mengalami kegagalan lebih banyak saat berada di sekolah, sementara seorang siswa yang unggul secara akademis dapat dilanda rasa khawatir tentang kemungkinan penurunan nilai mereka. Persaingan nilai akademik yang ketat tersebutlah yang menjadi salah satu penyebab scolionophobia.

3. Bedakan rasa takut biasa dengan pengidap scolionophobia. Ini beberapa gejalanya!

Default Image IDN

  • Sangat cemas ketika mereka berada di dalam gedung sekolah atau di sebelahnya
  • Merasa cemas hanya dengan memikirkan maupun melihat barang-barang yang terkait dengan sekolah
  • Pengidap scolionophobia tidak mampu menangani emosi mereka yang hadir dengan sangat kuat
  • Ketegangan otot, gemetar, berkeringat bahkan merasakan mual

4. Jangan khawatir ya, penyakit gangguan kecemasan ini bisa diatasi kok dengan penanganan yang tepat.

Default Image IDN

Scolionophobia dapat disembuhkan dengan melibatkan terapi dan pengobatan yang terjadwal. Adapun untuk terapi, pengidap gangguan kecemasan ini dapat menjalani terapi paparan, bicara, perilaku kognitif hingga terapi dukungan. Hanya memerlukan salah satu dari berbagai terapi tersebut, anak dapat merasa senang berada di lingkungan sekolah tanpa ketakutan berlebihan.

Sementara untuk obat yang harus dikonsumsi, biasanya dokter akan meresepkan pengidap scolionophobia dengan obat antidepresan. Pengobatan tersebut harus dilakukan secara rutin dan dosisnya akan dikurangi seiring berkurangnya rasa takut penderita.

Nah itulah informasi seputar gangguan kecemasan yang bernama scolionophobia. Semoga informasi di atas bermanfaat dan menambah wawasanmu!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team