ilustrasi sumber makanan zat besi (amazonaws.com)
Angka kecukupan zat besi bervariasi. Untuk anak-anak sekitar 10 mg/hari, laki-laki dewasa 8-11 mg/hari, perempuan dewasa 15-18 mg/hari, sementara pada masa kehamilan terdapat penambahan sebesar 9 mg/hari.
Dalam makanan, zat besi terdapat dalam dua bentuk, yaitu zat besi heme pada sumber hewani dan zat besi non-heme pada sumber nabati.
Sumber terbaik zat besi berasal dari lauk hewani, seperti daging, ikan, hati, dan telur. Namun, sumber nabati juga memilikinya meski tak sebanyak dari sumber hewani, seperti kacang-kacangan, tahu, tempe, dan sayuran hijau seperti daun katuk, daun bayam, daun kelor, daun pepaya, daun kacang panjang.
Sayangnya, hanya 10 persen zat besi yang ada dalam pangan nabati seperti, sayuran hijau, tempe, hingga kacang-kacangan yang dapat diserap tubuh, sedangkan pada daging dan ikan lebih tinggi, yaitu 30 persen dan 15 persen. Itu sebabnya kita dianjurkan untuk mengonsumsi pangan hewani untuk memenuhi kebutuhan zat besi harian.
Namun, jangan berkecil hati dulu bagi yang tidak terlalu suka lauk hewani atau menerapkan pola makan vegetarian atau vegan. Kamu bisa mengimbangi dengan konsumsi buah ataupun minuman sumber vitamin C karena dapat meningkatkan penyerapan zat besi dari sumber nabati.
Sementara itu, faktor yang menghambat penyerapan zat besi antara lain tanin dalam teh, asam fosfat dalam softdrink, hingga kafein dalam kopi. Diketahui juga kalsium dalam susu dapat menghambat penyerapan besi. Ini karena kalsium berkompetisi dengan zat besi saat proses transfer di saluran intraseluler. Jadi, kamu tidak disarankan untuk minum teh, minuman ringan, atau kopi maupun susu setelah makan sumber zat besi.
Jadi, itulah berbagai manfaat lain zat besi selain sebagai penambah darah. Karena fungsi-fungsinya penting, selalu penuhi kebutuhannya, ya. Jika merasa sulit mencukupi kebutuhannya, jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter tentang penggunaan suplemen zat besi.