Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi seseorang mengalami kecemasan (pexels.com/PhamKhoai)
ilustrasi seseorang mengalami kecemasan (pexels.com/PhamKhoai)

Pernahkah kamu merasa khawatir terhadap sesuatu bahkan sampai memikirkannya berminggu-minggu atau rasa cemas dan khawatir yang kamu alami membuatmu kesulitan  bergaul dengan orang lain? Jika iya, bisa jadi kamu mengalami Social Anxiety Disorder (gangguan kecemasan sosial). Apa itu kecemasan sosial dan bagaimana seseorang dikatakan mengalami kecemasan sosial? Agar lebih jelas, yuk simak uraiannya di bawah ini!

1. Apa itu gangguan kecemasan sosial?

Ilustrasi kesehatan mental (Pixabay/905513)

Dilansir MedicalNewsToday, Social Anxiety Disorder (gangguan kecemasan sosial) adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai oleh rasa takut diawasi atau dinilai orang lain. The National Institute of Mental Health melaporkan, 12,1 persen orang dewasa di Amerika Serikat mengalami gangguan kecemasan sosial di beberapa titik dalam hidup mereka. Gangguan kecemasan sosial sering terjadi pada wanita daripada pada pria. Bahkan, dikutip dari artikel yang terbit di jurnal Clinical Child and Family Psychology Review pada tahun 2018, kecemasan sosial adalah gangguan kesehatan mental ketiga paling umum setelah depresi dan penyalahgunaan zat. 

2. Tanda dan gejala

ilustrasi laki-laki yang sedang cemas (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Dilansir nhs.uk kecemasan sosial lebih dari sekadar rasa malu. Ini adalah ketakutan yang tidak hilang dan memengaruhi aktivitas sehari-hari, kepercayaan diri, hubungan dan pekerjaan, atau kehidupan sekolah. Banyak orang terkadang khawatir tentang situasi sosial, tetapi seseorang yang mengidap kecemasan sosial merasa  khawatir sebelum, selama, dan setelah peristiwa. Seseorang mungkin mengalami kecemasan sosial jika:

  •  Khawatir tentang aktivitas sehari-hari, seperti bertemu orang asing, memulai percakapan, berbicara di telepon, bekerja, atau berbelanja. 
  •  Menghindari atau terlalu khawatir tentang kegiatan sosial, seperti percakapan kelompok, makan bersama perusahaan, dan pesta. 
  •  Selalu khawatir melakukan sesuatu yang menurutnya memalukan, seperti memerah, berkeringat, atau terlihat tidak kompeten. 
  •  Merasa sulit untuk melakukan sesuatu ketika orang lain sedang menonton – merasa seperti sedang diawasi dan dihakimi sepanjang waktu. 
  •  Takut dikritik, menghindari kontak mata atau memiliki harga diri yang rendah
  •  Sering memiliki gejala, seperti merasa sakit, berkeringat, gemetar, atau detak jantung berdebar (palpitasi). 
  •  Mengalami serangan panik, di mana ia memiliki rasa takut dan cemas yang luar biasa, biasanya hanya untuk beberapa menit. 

3. Apa saja penyebabnya?

Ilustrasi overthinking (pexels/Kat Jayne)

Dikutip Healthline, penyebab pasti kecemasan sosial tidak diketahui. Namun, penelitian saat ini mendukung kecemasan sosial disebabkan oleh kombinasi faktor lingkungan dan genetika. Pengalaman negatif juga dapat berkontribusi pada gangguan ini, termasuk:

  •  intimidasi
  •  konflik keluarga
  •  pelecehan seksual

Kelainan fisik seperti ketidakseimbangan serotonin dapat menyebabkan kondisi ini. Serotonin adalah zat kimia di otak yang membantu mengatur suasana hati. Amigdala yang terlalu aktif (struktur di otak yang mengontrol respons rasa takut dan perasaan atau pikiran cemas) juga dapat menyebabkan gangguan ini.

Gangguan kecemasan dapat diturunkan dalam keluarga. Namun, para peneliti tidak yakin apakah mereka benar-benar terkait dengan faktor genetik. Misalnya, seorang anak mungkin mengalami gangguan kecemasan dengan mempelajari perilaku salah satu orang tuanya yang memiliki gangguan kecemasan. Anak-anak juga dapat mengalami gangguan kecemasan akibat dibesarkan dalam lingkungan yang terlalu mengontrol atau protektif. Dikutip dari artikel yang diterbitkan di  Journal of Abnormal Child Psychology  pada tahun 2017, gangguan kecemasan sosial biasanya dimulai pada masa kanak-kanak dan prevalensi seumur hidup diperkirakan 8-13 persen. 

4. Berbeda dengan malu

Ilustrasi cemas berlebihan (Pexels/Daniel Reche)

Sebagian orang menganggap gangguan kecemasan sosial dan malu merupakan hal yang sama, namun sebenarnya ada perbedaan di antara keduanya. Dilansir very well mind, secara umum gejala utama yang membedakan gangguan kecemasan sosial dan malu, yaitu:

  • Tingkat penghindaran. 
  • Gangguan fungsi yang disebabkannya dalam kehidupan seseorang. 
  • Intensitas ketakutan. 

Journal of Abnormal Child Psychology

Pertama

Kedua,

5. Dampak bagi kehidupan

Ilustrasi ketakutan (Pexels/Kat Jayne)

Dalam artikel yang diterbitkan di Journal of Family Medicine and Primary Care pada tahun 2017, kecemasan sosial secara signifikan memengaruhi gaya hidup seseorang, menghalangi individu dari peluang, serta memengaruhi individu di tempat kerja dan kehidupan sosial. Seseorang yang mengalaminya akan menghindari situasi yang bagi sebagian orang dianggap “normal”. Selain itu dilansir dari WebMD dampak lainnya adalah:

  • Tingkat percaya diri rendah. 
  • Berpikir negatif. 
  • Depresi. 
  • Sensitif terhadap kritikan. 
  • Keterampilan sosial buruk yang tidak meningkat. 

Itulah sedikit rangkuman mengenai gangguan kecemasan sosial. Jika kamu merasa rasa cemasmu mulai berlebihan dan mengganggu ativitasmu, sebaiknya konsultasikan kepada psikolog atau psikiater agar mendapatkan penanganan yang tepat, hindari mendiagnosis diri sendiri, ya! 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team