5 Tanda Anak Mengalami Alergi Kedelai, Orangtua Wajib Tahu!

Alergi kedelai merupakan masalah yang cukup umum. Sering kali, alergi ini dialami oleh bayi dan anak-anak di bawah usia 3 tahun, daripada remaja dan orang dewasa. Meskipun ini juga dapat terjadi pada usia berapa pun.
Dilansir Verywell Health, diperkirakan sekitar 4 dari 1.000 anak mengembangkan alergi kedelai. Menurut studi yang diterbitkan oleh Johns Hopkins University pada tahun 2010, sekitar 70 persen anak dengan alergi ini sembuh pada usia 10 tahun.
Kedelai merupakan anggota keluarga kacang-kacangan yang sangat umum digunakan dalam pengolahan pangan komersil, karena proteinnya yang berkualitas tinggi dan harganya terjangkau. Itulah kenapa, sebenarnya cukup sulit untuk menghindarinya. Terlebih lagi, di Indonesia, kedelai merupakan bahan utama dari protein yang sangat populer, yaitu tahu dan tempe.
Nah, untuk mengetahui lebih banyak tentang tanda dan gejala alergi kedelai, makanan yang harus dihindari, serta cara penanganannya, yuk simak ulasan selengkapnya berikut ini!
1. Apa yang menyebabkan anak mengembangkan alergi kedelai?
Seperti alergi makanan pada umumnya, alergi kedelai terjadi ketika sistem kekebalan tubuh salah mengenali protein tersebut sebagai ancaman bagi tubuh. Ini memicu tubuh untuk menghasilkan antibodi imunoglobulin E (IgE) terhadap protein kedelai untuk melawannya.
Saat mengonsumsi produk kedelai berikutnya, antibodi tersebut telah mengenali protein kedelai yang dianggap berbahaya. Ia kemudian memberi sinyal pada sistem kekebalan untuk melepaskan histamin dan bahan kimia lain untuk melindungi tubuh dari “serangan” protein kedelai tersebut. Pelepasan zat inilah yang kemudian memicu reaksi alergi.
Selain itu, terdapat beberapa faktor yang juga dapat meningkatkan risiko alergi kedelai, termasuk:
- Riwayat keluarga alergi terhadap kedelai atau makanan lain.
- Usia lebih muda atau anak-anak.
- Alergi terhadap makanan lain seperti kacang-kacangan, gandum, atau susu.