Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pelecehan seksual anak (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi pelecehan seksual anak (pexels.com/cottonbro studio)

Pelecehan seksual adalah kasus tidak manusiawi yang kerap terjadi. Bentuknya beragam, mulai dari pelecehan seksual verbal, nonverbal, serta fisik. Korban pelecehan seksual berasal dari berbagai golongan, dari usia dewasa, jenis kelamin perempuan maupun laki-laki, bahkan anak-anak.

Data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menyebutkan bahwa korban pelecehan seksual anak sebesar 57,2 persen dari jumlah keseluruhan kasus sejak 1 Januari 2023.

Bagaimana tanda-tanda pelecehan seksual pada anak? Yuk, kita kenali tandanya bersama.

1. Perilaku anak berubah

ilustrasi menarik diri (pexels.com/pixabay)

Kebanyakan orang tua lebih memahami kebiasaaan dan perilaku anak di rumah. Insting orang tua bisa mengangkap perubahan ini sebagai tanda adanya pelecehan seksual. Jika anak biasanya aktif lalu tiba-tiba berubah menjadi pendiam, mungkin ia menyimpan suatu permasalahan.

Dilansir WebMD, ciri-ciri perubahan perilaku anak akibat pelecehan seksual antara lain:

  • Anak cemas ketika ditinggal orang tua pergi.
  • Anak mengompol atau mengisap jempol.
  • Anak menarik diri dan ingin sendirian.
  • Anak melakukan perilaku seksual.
  • Terlalu patuh terhadap perintah.
  • Takut melepas baju atau mandi di depan orang tua. 

2. Luka fisik

ilustrasi anak terluka (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Tanda-tanda pelecehan seksual yang terlihat adalah adanya luka fisik yang tidak wajar. Bukti akurat bisa diperkuat lewat pemeriksaan dokter. 

Buku berjudul Kekerasan & Penelantaran pada Anak menyebutkan bahwa luka fisik yang disebabkan oleh pelecehan seksual bisa berupa trauma akut area genital atau anus, luka tumpul pada organ intim, memar atau lecet pada selaput dara, serta bekas kekerasan fisik (gigitan, cakaran, atau lebam). 

3. Perubahan emosi anak

ilustrasi minat belajar menurun (pexels.com/RDNE Stock project)

Anak sulit mengungkapkan masalah yang terjadi padanya. Tidak mudah memang mengenali perubahan emosi pada anak-anak. Namun, perbedaan emosional dapat menjadi salah satu indikator pelecehan seksual.

Dilansir Mayo Clinic, tanda perubahan emosi anak akibat pelecehan seksual antara lain:

  • Gangguan perkembangan emosional.
  • Kepercayaan diri menurun.
  • Hilangnya minat belajar atau pergi ke sekolah.
  • Depresi.
  • Menghindari situasi yang membuat trauma.
  • Penurunan keterampilan.

4. Rasa takut berlebih pada pelaku

ilustrasi takut kepada pelaku (pexels.com/Mikhail Nilov)

Kalau melihat berbagai berita tentang kasus pelecehan seksual anak, parahnya, beberapa kasus pelaku adalah dari orang terdekat anak, seperti anggota keluarga atau pengajar di sekolah.

Diterangkan National Health Service, anak yang menjadi korban pelecehan seksual anak memberikan tanpa mengungkapkannya secara langsung. Trauma yang dialami membuat anak takut dan cemas berlebihan terhadap pelaku.

5. Perbedaan cara bicara

ilustrasi berbicara dengan anak (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Anak korban pelecehan seksual tidak mudah untuk mengutarakan kejadian yang dialaminya. Ancaman, iming-iming tutup mulut, doktrin pelaku bahwa tindakan yang dilakukan normal atau rahasia membuat anak tidak berbicara tentang pelecehan seksual.

Buku berjudul Tiga Kekuatan Solusi Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak Sekolah Dasar menyebutkan tanda korban pelecehan seksual adalah anak menjadi sangat tertutup dan cenderung enggan diajak berbicara. 

Orang tua perlu memahami tanda-tanda pelecehan seksual pada anak sebagai bentuk pencegahan. Peranan orang tua sangat besar dalam mencegah pelecehan seksual. Beberapa tindakan preventif pelecehan seksual anak berupa memberikan perhatian cukup, menerapkan pola asuh sehat, mengedukasi batasan dan privasi anak, serta memberikan pendidikan seksual yang tepat. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team