Karena itu, Bernie menekankan bahwa pendampingan orang tua amatlah penting, terutama memilih mainan untuk buah hati yang masih kecil. Jadi, ia menjabarkan bahwa menurut usianya:
- 0–2 tahun: lebih baik mainan yang membantu tumbuh kembang awal. Jadi, maian yang dipilih lebih baik warna mencolok atau memiliki tekstur dan aroma tertentu.
- 3–6 tahun: lebih baik memilih mainan yang memancing rasa ingin tahu anak.
- Usia prasekolah: lebih baik memilih mainan yang mengembangkan kooperasi dan sosialisasi anak.
- Usia sekolah: lebih baik memilih mainan yang merangsang peran, ketangkasan, dan kreativitas.
ilustrasi anak bermain (pexels.com/Cottonbro)
Jadi, mainan jenis apa yang disarankan? Secara singkat, Bernie mengategorikan mainan yang cocok untuk anak sesuai usianya, seperti:
- 0–6 bulan:
- Cilukba/peek-a-boo (meningkatkan kemampuan sosial dan kedekatan dengan anak).
- Bermain cermin (memicu rasa ingin tahu anak).
- Mainan rattle (koordinasi mata dan jari serta melatih telinga mengenali suara).
- Squeeze toys (melatih kemampuan motorik kasar dan halus).
- 7–12 bulan:
- Mainan push-and-pull (meningkatkan rasa eksplorasi anak).
- Mainan bercahaya (melatih visual anak).
- Ring stack.
- Boneka tangan.
- 1–2 tahun:
- Ride-on toys.
- Puzzle sederhana.
- Pop-up toys.
- Coret-coret.
- Mainan peralatan rumah tangga.
- Mobil-mobilan.
- 2–3 tahun:
- Fit-in puzzle
- Ride-on toys.
- Balok kompleks
- Mencocokkan gambar.
- Buku cerita bergambar.
- 3–5 tahun:
- Mainan yang melibatkan fisik atau olahraga.
- Boneka realistis.
- Peralatan musik dan gambar.
Lalu, untuk usia sekolah hingga remaja, Bernie mengatakan bahwa orang tua bisa memperkenalkan permainan, seperti board game (ular tangga, monopoli, hingga catur), puzzle yang lebih rumit, instrumen ilmiah (kaca pembesar, teleskop, hingga magnet), dan olahraga (lompat tali hingga sepak bola).
Selain itu, Bernie mengatakan bahwa pada usia tersebut, orang tua boleh memperkenalkan mainan koleksi (seperti action figure), aktivitas outbond, atau permainan tradisional (petak umpet, engklek, congklak, hingga gasing).