ilustrasi jenis keju (pexels.com/Irita Antonevica)
Meski keju dapat diberikan pada bayi yang sudah mendapatkan makanan padat, tapi tidak semua jenis keju cocok untuk bayi. Bayi yang baru belajar makan, disarankan untuk memberinya keju bertekstur lembut yang bisa disendok atau dihaluskan dengan blender. Dilansir Verywell Family, keju cottage dan ricotta adalah pilihan terbaik untuk pemula.
Seiring bertambahnya usia dan kemampuan makannya, keju dengan tekstur yang lebih padat bisa diberikan, seperti keju cheddar, parmesan, mozarella, atau swiss. Saat usianya mencapai 9 bulan ke atas, ini bisa diberikan dalam bentuk dadu, potongan tipis, atau parut. Laman WebMd melansir, beberapa jenis keju yang sebaiknya dihindari untuk bayi adalah:
- Keju lunak yang matang seperti brie atau camembert
- Keju berurat biru seperti roquefort
- Keju susu kambing matang seperti chevre
- Keju yang terbuat dari susu yang tidak dipasteurisasi. Selalu periksa label kemasan sebelum membelinya.
Jenis keju di atas dapat mengandung bakteri Listeria yang bisa sangat berbahaya bagi si kecil. Namun, jika ingin menambahkan keju tersebut ke dalam resep makanan yang dimasak, misalnya camembert panggang, ini bisa menjadi pilihan. Hal ini karena Listeria biasanya akan mati saat dimasak, seperti ditambahkan laman National Health Service.
Jadi, selain memperhatikan tekstur, pastikan memilih jenis keju yang telah dipasteurisasi untuk memastikan bahwa produk keju tersebut telah disterilkan dengan aman. Satu hal lagi yang harus diperhatikan sebelum memberikan keju pada bayi adalah pilihlah keju yang rendah natrium dan tinggi lemak. Bayi tidak boleh mendapatkan makanan yang terlalu banyak natrium karena dapat memicu kondisi kesehatan jangka panjang tertentu. Sementara itu, keju tinggi lemak diperlukan untuk perkembangan otaknya.