gambar orang berada di dalam ruangan saat musim dingin (unsplash.com/Dylan McLeod)
Pada 2021—2022, kasus flu sebetulnya cukup jarang terjadi di Jepang. Pasalnya, negara ini masih memberlakukan penggunaan masker plus mencuci tangan untuk menghindari COVID-19. Namun setelah badai COVID-19 lewat, pembatasan perjalanan dicabut. Orang juga mulai melepaskan masker mereka. Situasi diperparah dengan musim dingin yang kini masih melanda Jepang.
Dilansir Healthline, penelitian menunjukkan bahwa suhu dingin dapat menurunkan kemampuan sistem kekebalan tubuh dalam merespons virus atau bakteri sehingga kita akan lebih rentan untuk sakit. Ditambah suhu menggigit di luar, hal ini memaksa orang untuk lebih banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan. Hasilnya, virus akan lebih mudah berpindah dari satu orang ke orang lain dan menyebabkan wabah flu seperti sekarang.
Kabar baiknya, wabah flu yang terjadi di Jepang saat ini merupakan penyakit musiman yang gak berbahaya. Orang yang gak memiliki riwayat penyakit serius umumnya akan sembuh setelah minum obat. Namun, bagi ibu hamil, lansia, dan orang dengan kondisi tertentu, mereka disarankan untuk melakukan vaksinasi demi mencegah tertular flu.
Referensi
"Flu Cases Reach Record High in Japan". Nippon.com. Diakses pada Februari 2025.
"Kasus Influenza Mingguan di Jepang Tertinggi dalam 26 Tahun". NHK World. Diakses pada Februari 2025.
"Influenza kills at least 240 people in Japan". The Lancet. Diakses pada Februari 2025.
"Influenza A (H1N1)". Clínica Universidad de Navarra. Diakses pada Februari 2025.
"Scientists Finally Figure Out Why You’re More Likely to Get Sick in Cold Weather". Healthline. Diakses pada Februari 2025.