Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bermain gadget (pexels.com/Kampus Production)
ilustrasi bermain gadget (pexels.com/Kampus Production)

Intinya sih...

  • Paparan layar berlebih dapat mengganggu tidur dan kesehatan otak

  • Rangsang otak dengan aktivitas menantang seperti membaca, bermain musik, atau melukis

  • Tidur yang cukup dan berkualitas serta interaksi sosial membantu menjaga kesehatan otak di era digital

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di era digital yang serba cepat ini, otak terus-menerus dibombardir informasi dari berbagai arah. Tanpa disadari, gaya hidup ini bisa menurunkan daya fokus, kemampuan memproses informasi, bahkan menyebabkan kelelahan mental. Teknologi memang mempermudah hidup, tetapi juga menuntut otak bekerja tanpa henti.

Menjaga kesehatan otak bukan hanya soal menghindari penyakit, tetapi juga memastikan fungsi kognitif tetap optimal dalam rutinitas digital yang padat. anyak orang fokus menjaga kesehatan fisik, namun lupa bahwa otak pun perlu perawatan khusus. Berikut empat cara penting menjaga kesehatan otak agar tetap tajam dan kuat di tengah arus digital yang melelahkan.

1. Mengurangi paparan layar

ilustrasi bermain gadget (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Menatap layar dalam waktu lama membuat otak terus bekerja tanpa henti. Cahaya biru dari layar dapat mengganggu produksi hormon melatonin yang mengatur tidur, sehingga ritme alami tubuh terganggu. Akibatnya, otak tidak mendapatkan waktu istirahat optimal yang bisa memengaruhi daya pikir, konsentrasi, dan suasana hati.

Salah satu solusi sederhana adalah dengan menerapkan aturan 20-20-20. Setiap 20 menit, alihkan pandangan ke objek sejauh 20 kaki selama 20 detik. Selain itu, kurangi paparan layar setidaknya satu jam sebelum tidur dan manfaatkan waktu tanpa gadget untuk kegiatan fisik atau interaksi langsung. Kebiasaan ini membantu otak melepaskan ketegangan akibat stimulasi visual yang berlebihan.

2. Rutin merangsang otak dengan berbagai kegiatan

ilustrasi belajar (pexels.com/Julia M Cameron)

Otak perlu terus dirangsang dengan kegiatan yang menantang untuk mempertahankan ketajamannya. Terlalu sering mengandalkan hiburan pasif seperti scrolling media sosial justru membuat otak malas berpikir kritis. Sebaliknya, membaca buku, bermain alat musik, menulis, atau memecahkan puzzle bisa meningkatkan konektivitas antar sel otak dan memperkuat daya ingat.

Aktivitas yang melibatkan koordinasi tangan dan mata seperti melukis atau merajut juga sangat baik untuk melatih berbagai area otak sekaligus. Mengisi waktu dengan kegiatan yang merangsang otak akan memperkuat fungsi otak seperti perencanaan, pengambilan keputusan, dan fleksibilitas berpikir. Luangkan waktu 30 menit sehari untuk kegiatan yang benar-benar mengasah otak, bukan sekadar menghibur.

3. Tidur yang cukup dan berkualitas

ilustrasi pria yang sedang tidur (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Tidur adalah waktu penting bagi otak untuk memproses informasi dan memperbaiki diri. Kurang tidur atau tidur yang tidak berkualitas membuat sistem saraf sulit bekerja secara efisien. Gangguan ini bisa berdampak langsung pada memori, konsentrasi, bahkan pengendalian emosi sehari-hari.

Pastikan tidur berlangsung selama 7–8 jam per malam dengan jadwal yang konsisten. Hindari konsumsi kafein di malam hari dan matikan semua perangkat elektronik minimal 30 menit sebelum tidur. Tidur yang cukup tidak hanya menyegarkan tubuh, tetapi juga membantu otak tetap tajam dan siap menghadapi tekanan hidup digital.

4. Rutin melakukan interaksi sosial

ilustrasi berdiskusi bersama teman (pexels.com/Ivan Samkov)

Interaksi sosial memberikan rangsangan emosional dan kognitif yang penting bagi otak. Berbicara, mendengarkan, dan menanggapi percakapan memicu banyak area di otak bekerja secara bersamaan. Dalam jangka panjang, hubungan sosial yang sehat dapat menurunkan risiko depresi dan gangguan neurodegeneratif seperti Alzheimer.

Sayangnya, interaksi di era digital sering kali bergeser ke bentuk virtual yang minim kedekatan emosional. Menghabiskan waktu secara langsung bersama teman, keluarga, atau komunitas akan membantu otak merasa lebih terhubung dan dihargai. Bahkan obrolan santai pun bisa menjadi bentuk stimulasi yang menyegarkan pikiran.

Menjaga kesehatan otak di era digital membutuhkan kesadaran dan upaya aktif. Dengan membatasi paparan layar, melakukan aktivitas produktif, tidur cukup, dan menjalin hubungan sosial yang sehat, otak bisa tetap bekerja optimal. Langkah-langkah ini mungkin terlihat sederhana, tapi dampaknya sangat besar dalam menjaga kualitas hidup jangka panjang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team