5 Hal yang Perlu Dilakukan untuk Mencegah Bayi Lahir Prematur

Kelahiran buah hati merupakan suatu momen yang sangat dinantikan oleh para orang tua dan keluarga. Umumnya, kehamilan berlangsung sekitar 40 minggu. Namun, jika persalinan terjadi sebelum minggu ke-37, maka hal ini disebut sebagai kelahiran prematur.
Kelahiran prematur biasanya juga diikuti oleh berat badan bayi lahir rendah (BBLR), yaitu kurang dari 2.500 gram atau 2,5 kilogram. Bayi prematur biasanya akan memiliki risiko masalah kesehatan yang lebih tinggi di kemudian hari jika tidak dicukupi nutrisinya dengan baik.
Namun, jangan khawatir karena ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah bayi lahir prematur. Dirangkum dari laman Health University of Utah, Mayo Clinic dan Minnesota Department of Health, inilah lima hal yang bisa kamu lakukan.
1. Memperhatikan jarak kehamilan
Memperhatikan jarak kehamilan sangatlah penting, apalagi jika kamu memiliki riwayat melahirkan prematur sebelumnya. Namun, sering kali hal yang satu ini kurang diperhatikan oleh banyak orang.
Bukan tanpa sebab, jarak kehamilan yang terlalu dekat dengan satu sama lain dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur. Hal ini disebabkan oleh tubuh ibu yang membutuhkan persiapan untuk mengandung dan melahirkan. Maka, sebaiknya tunggulah minimal 18 bulan antara waktu melahirkan dengan kehamilan selanjutnya.
2. Tetap melakukan olahraga ringan
Olahraga memiliki begitu banyak manfaat bagi kesehatan. Begitu pula dengan olahraga yang dilakukan saat hamil. Aktivitas fisik ini memiliki beberapa manfaat bagi perempuan yang sedang mengandung, yaitu mampu mengurangi stres, mencegah berat badan naik secara berlebihan, mengurangi pegal-pegal dan sakit pinggang serta mempermudah proses persalinan.
Dilansir Mayo Clinic, terdapat tiga jenis olahraga yang disarankan untuk dilakukan saat hamil, yaitu jalan kaki, berenang, dan senam kehamilan. Perlu diingat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukannya, antara lain:
- Berkonsultasi terhadap dokter kandungan untuk menentukan apakah ibu hamil boleh melakukan olahraga dan jenis olahraga yang cocok dilakukan.
- Melakukan pemanasan sebelum olahraga dan pendinginan setelahnya.
- Lakukan olahraga secara bertahap. Bagi ibu hamil yang tidak terbiasa olahraga sebelumnya dapat meningkatkan intensitas secara bertahap. Mulailah dengan durasi 10-15 menit. Lalu, tingkatkan secara perlahan hingga 30 menit setiap harinya.
- Gunakanlah pakaian yang longgar dan nyaman.
- Jangan lupa minum cukup air putih agar tubuh tidak mengalami dehidrasi.
3. Mengelola stres dengan baik
Stres memang dapat dialami oleh siapa pun, termasuk ibu hamil. Terdapat banyak hal yang dapat menyebabkannya. Salah satunya adalah perubahan yang terjadi saat kehamilan. Mulai dari perubahan hormon, gaya hidup, hingga bentuk tubuh.
Meskipun stres adalah hal yang wajar, tapi sebaiknya ibu hamil mampu mengelolanya dengan baik. Sebab, kondisi ini dapat berdampak buruk bagi kondisi sang ibu dan juga janin. Risiko terburuknya adalah peningkatan risiko kelahiran prematur.
Dilansir Healthline, stres jangka panjang dapat meningkatkan hormon kortisol, yaitu hormon yang diproduksi tubuh ketika stres atau cemas. Hal ini membuat ibu rentan terhadap penyakit. Selain itu, kadar hormon kortisol yang terlalu tinggi membuat aliran darah dan pasokan oksigen ke janin menjadi berkurang sehingga menghambat pertumbuhan janin.
Oleh sebab itu, penting bagi ibu hamil untuk mengelola stres dengan baik. Berbagai cara sederhana yang dapat ibu hamil lakukan untuk mengurangi stres, seperti meditasi, membaca buku, menonton film, mendengarkan musik, atau curhat terhadap pasangan dan orang-orang terdekat. Selain sang ibu sendiri, orang-orang di sekitar juga harus mendukung perjuangannya agar ia tak stres.
4. Konsumsi makanan bergizi
Nutrisi berperan penting bagi kesehatan ibu dan bayi. Ibu hamil yang mengalami kekurangan nutrisi akan membuat janin berisiko mengalami gangguan kesehatan, mulai dari kehamilan prematur hingga cacat bawaan lahir. Nah, berbagai nutrisi yang dibutuhkan oleh ibu hamil, antara lain:
- Karbohidrat
- Protein
- Zat besi
- Asam folat. Fungsi asam lemak pada ibu hamil adalah mencegah cacat lahir pada otak dan saraf bayi. Berbagai jenis makanan yang kaya asam folat, di antaranya sayuran berwarna hijau seperti brokoli dan bayam, kacang kedelai, alpukat, dan pepaya.
- Serat dan vitamin
- Kalsium
- Lemak sehat, seperti asam lemak omega-3 dan omega-6. Nutrisi ini dapat diperoleh dari kacang-kacangan, alpukat, dan ikan.
Selain faktor nutrisi, jagalah berat badan tetap ideal dan sehat, yaitu berat badan tidak berlebih dan terlalu rendah dapat mengurangi risiko kelahiran secara prematur.
5. Rutin memeriksakan diri ke dokter
Salah satu cara mencegah bayi lahir prematur adalah memeriksakan diri dan melakukan konsultasi secara rutin dengan dokter kandungan. Terutama jika kamu memiliki riwayat penyakit kronis, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan penyakit ginjal. Dengan melakukan pemeriksaan rutin ke dokter, penyakit kronis yang idap oleh ibu hamil terkendali sehingga tidak menimbulkan dampak yang buruk terhadap janin.
Semua perempuan tentu tak ingin bayinya lahir prematur karena berbagai risiko yang mungkin terjadi. Maka dari itu, lakukan upaya-upaya pencegahan di atas secara optimal. Selain itu, usahakan untuk mencukupi kebutuhan tidur, ya, Bun!