Ilustrasi gangguan penggunaan zat (unsplash.com/Zachary Kadolph)
Masalah yang satu ini ditandai dengan penggunaan zat yang berlebihan atau tidak terkontrol, seperti alkohol, nikotin, ganja, kokain, heroin, atau obat resep. Perilaku tersebut kemudian menimbulkan masalah kesehatan, sosial, atau hukum. Gangguan penggunaan zat dapat disebabkan oleh faktor genetik, biologis, psikologis, atau lingkungan.
Generasi Z memiliki tingkat penggunaan zat yang lebih tinggi daripada generasi lain. Utamanya, karena kurangnya pengetahuan, ketersediaan, rasa ingin tahu, tekanan teman sebaya, dan cara mengatasi stres atau emosi negatif.
Terbukti, berdasarkan riset dari National Center for Drug Abuse Statistics Amerika Serikat, sekitar 39 persen anak muda berusia 18 hingga 25 tahun di negara tersebut menyalahgunakan obat terlarang. Sementara itu di Indonesia, data Indonesia Drugs Report 2022 menyatakan bahwa jenis narkoba paling banyak digunakan di negara kita adalah ganja sebesar 41,6 persen. Kemudian, diikuti oleh sabu sebesar 25,7 persen.
Gangguan penggunaan zat dapat menyebabkan berbagai masalah fisik maupun perilaku. Di antaranya ketergantungan, penarikan diri, kerusakan organ, gangguan mental, masalah akademik, pekerjaan, atau keluarga, dan konflik dengan hukum.
Seperti itulah beberapa gangguan mental yang dialami oleh generasi Z. Dengan artikel ini, kita dapat mengetahui lebih banyak tentang gangguan mental yang sering dihadapi oleh kalangan remaja terutama anak muda, dan diharapkan kita tidak menderita salah satu dari gangguan di atas.