ilustrasi obesitas (pexels.com/Andres Ayrton)
Hormon leptin diproduksi oleh sel lemak dalam tubuh kita dan berperan dalam mengatur nafsu makan dan mengontrol berat badan. Perubahan hormon leptin dapat menjadi faktor yang menyebabkan orang dengan obesitas berisiko tinggi mengalami depresi.
Hormon leptin ini seolah menjadi pesan yang dikirim oleh tubuh kepada otak untuk memberi tahu kita bahwa kita sudah kenyang dan tidak perlu makan lagi. Namun, pada orang dengan obesitas, terjadi perubahan pada hormon leptin ini.
Perubahan hormon leptin dapat menyebabkan pesan "sudah kenyang" tidak terkirim dengan baik ke otak. Akibatnya, seseorang mungkin tetap merasa lapar meskipun sudah makan dalam jumlah yang cukup. Mereka mungkin merasa sulit untuk merasakan kenyang atau puas setelah makan.
Ketika seseorang tidak merasakan kenyang setelah makan, mereka cenderung makan lebih banyak dan terus menambah asupan kalori. Ini dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan obesitas. Selain itu, hormon leptin juga berfungsi untuk mengurangi gejala depresi dan kecemasan melalui sistem hypothalamic-pituitary-adrenal axis (HPA).
Penelitian dalam jurnal Cognitive, Affective, & Behavioral Neuroscience tahun 2018 menemukan bahwa orang dengan hormon leptin yang rendah akan mengalami perubahan suasana hati, seperti merasa sedih, lelah, atau kehilangan minat pada aktivitas yang biasanya mereka nikmati. Ini dapat meningkatkan risiko mereka mengalami depresi dan kecemasan.