ilustrasi infeksi bakteri di rahim (freepik.com/WangXiNa)
Endometritis disebabkan oleh infeksi bakteri di rahim. Ini dapat terjadi karena infeksi menular seksual (IMS), tuberkulosis, atau dari bakteri yang muncul secara alami di vagina. Meski adanya bakteri dalam vagina adalah hal yang normal, hal tersebut terkadang berubah sesudah seseorang melahirkan atau menjalani prosedur yang melibatkan vagina. Nah, pencampuran bakteri ini bisa menyebabkan infeksi yang mengakibatkan peradangan pada lapisan dalam rahim (endometrium).
Seseorang berisiko terkena infeksi yang bisa menyebabkan endometritis sesudah keguguran atau setelah melahirkan, terutama sesudah persalinan lama atau operasi caesar. Endometritis merupakan salah satu infeksi paling umum sesudah melahirkan.
Itu dapat dimulai sebagai korioamnionitis dalam persalinan dan berkembang menjadi endometritis sesudah melahirkan atau mulai setelah melahirkan (postpartum). Selain itu, seseorang juga lebih mungkin untuk terkena endometritis sesudah prosedur medis yang melibatkan memasuki rahim melalui leher rahim. Sebab, hal tersebut bisa memberikan jalur bagi bakteri untuk masuk. Dilansir Healthline, prosedur medis yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena endometritis yaitu meliputi:
- Hiteroskopi.
- Pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD).
- Pelebaran dan kuretase (pengikisan rahim).
Endometritis bisa terjadi bersamaan dengan kondisi lain di area panggul, seperti penyakit radang panggul (PID). Banyak bakteri yang berbeda yang menyebabkan PID, namun, infeksi dari hubungan seks tanpa kondom merupakan yang paling umum.
Selain itu, endometritis juga bisa terjadi bersamaan dengan radang serviks yang biasa disebut dengan servisitis. Kondisi tersebut kemungkinan tidak menimbulkan gejala.