ilustrasi faktor genetik akondroplasia (loveandlittles.com)
Menurut keterangan dari Genetic and Rare Diseases Information Center, akondroplasia disebabkan oleh mutasi pada gen FGFR3. Gen ini memberikan instruksi untuk membuat protein yang terlibat dalam pengembangan dan pemeliharaan jaringan tulang dan otak.
Dua mutasi spesifik pada gen FGFR3 bertanggung jawab atas hampir semua kasus akondroplasia. Para peneliti percaya bahwa mutasi ini menyebabkan protein FGFR3 menjadi terlalu aktif, yang mengganggu perkembangan kerangka dan menyebabkan gangguan pada pertumbuhan tulang yang terlihat pada kondisi ini.
Dalam lebih dari 80 persen kasus, akondroplasia tidak diwariskan, menurut National Human Genome Research Institute. Kasus-kasus ini disebabkan oleh mutasi spontan pada gen FGFR3.
Sekitar 20 persen kasus diturunkan. Mutasi mengikuti pola pewarisan dominan autosomal. Ini berarti bahwa hanya satu orang tua yang perlu menurunkan gen FGFR3 yang rusak agar anaknya dapat mengalami akondroplasia.
Jika salah satu orang tua memiliki kondisi tersebut, maka anak tersebut memiliki peluang 50 persen untuk mengidapnya.
Jika kedua orang tua mengalami kondisi tersebut, maka anak tersebut memiliki:
- Peluang 25 persen berperawakan normal
- Peluang 50 persen memiliki satu gen rusak yang menyebabkan akondroplasia
- Peluang 25 persen mewarisi dua gen yang rusak, yang akan mengakibatkan bentuk fatal akondroplasia yang disebut akondroplasia homozigot
Bayi yang lahir dengan akondroplasia homozigot biasanya lahir mati atau meninggal dalam beberapa bulan setelah dilahirkan.
Jika ada riwayat akondroplasia dalam keluarga, kamu mungkin ingin mempertimbangkan pengujian genetik sebelum merencanakan kehamilan, sehingga kamu sepenuhnya memahami risiko kesehatan anak di masa depan.