ilustrasi diabetes (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)
Radikal bebas adalah molekul yang tidak stabil dan dapat merusak sel-sel dalam tubuh. Saat terjadi ketidakseimbangan radikal bebas dan antioksidan, di dalam tubuh terjadi stres oksidatif.
Normalnya, tubuh memiliki antioksidan yang berfungsi melindungi sel-sel dari kerusakan oleh radikal bebas. Namun, pada orang dengan diabetes, stres oksidatif dapat meningkat akibat tingginya kadar gula darah.
Menurut studi dalam jurnal Frontiers in Endocrinology, stres oksidatif memiliki dampak buruk yang dapat meningkatkan risiko kanker pada orang dengan diabetes. Ketika tubuh mengalami stres oksidatif, radikal bebas dapat merusak DNA dalam sel-sel tubuh, yang mana terjadi gangguan pada ekspresi gen dan jalur transduksi sinyal yang memiliki peran penting dalam tumorigenesis.
Selain itu, stres oksidatif dapat mengganggu proliferasi dan apoptosis pada sel yang berakibat pada tidak beraturannya siklus sel tubuh, termasuk sel tumor ataupun kanker. Stres oksidatif juga dapat memicu gangguan pada jalur aktivasi sitokin.
Sitokin adalah jenis molekul yang berfungsi sebagai pesan bagi sel-sel tubuh untuk berkomunikasi satu sama lain. Ketika stres oksidatif mengganggu jalur aktivasi sitokin, komunikasi antar sel-sel bisa menjadi terganggu. Hal ini berakibat pada masalah dalam mengatur pertumbuhan sel dan sel-sel yang tidak normal bisa berkembang lebih banyak. Ini bisa menjadi masalah serius karena sel-sel yang tidak normal ini bisa menjadi sel kanker atau menyebabkan gangguan kesehatan lainnya.
Penting bagi orang dengan diabetes untuk menjaga kadar gula darah tetap seimbang. Hal ini bisa dilakukan dengan menerapkan pola makan sehat, berolahraga secara teratur, menghindari paparan zat-zat berbahaya, mengurangi stres, dan disiplin mengikuti pengobatan dari dokter.