Studi: Alat Bantu Dengar Berpotensi Tekan Risiko Demensia

Gangguan pendengaran berkaitan dengan demensia

Gangguan pendengaran dan demensia adalah beberapa kondisi umum yang terjadi saat usia senja. Ternyata, berbagai penelitian mengungkapkan kalau gangguan pendengaran berkaitan dan bisa memperbesar risiko demensia.

Sementara demensia tak bisa diakali jika terjadi, gangguan pendengaran bisa. Kabar baiknya, studi terbaru menemukan bahwa alat bantu pendengaran bukan saja membantu pendengaran, melainkan juga menurunkan risiko demensia pada kelompok lansia. Mari simak fakta selengkapnya!

Libatkan ratusan ribu partisipan

Studi: Alat Bantu Dengar Berpotensi Tekan Risiko Demensiailustrasi telinga (unsplash.com/Mark Paton)

Sementara banyak penelitian yang menyatakan hubungan gangguan pendengaran dengan penurunan kognitif, masih belum jelas apakah alat bantu dengar bisa bermanfaat. Dimuat dalam JAMA Neurology pada Desember 2022, para peneliti Singapura ingin mencari tahu hal tersebut.

Hingga Juli 2021, para peneliti Singapura menyeleksi 3.243 studi. Dari angka tersebut, sebanyak 31 studi dipilih dan melibatkan 137.484 partisipan dewasa dengan usia minimal 18 tahun. Sebanyak 19 studi disaring juga untuk ditelaah secara kuantitatif.

Para peneliti meneliti nilai kognitif dan data longitudinal untuk mencari tahu hubungan jangka panjang alat bantu dengar dengan penurunan kognitif, terutama demensia. Melibatkan hasil uji klinis dan studi observasi lainnya, penelitian oleh Yong Loo Lin School of Medicine National University of Singapore ini menghasilkan data statistik yang lebih andal.

Hasil: Alat bantu dengar bantu turunkan risiko demensia hingga 19 persen

Para peneliti juga melakukan metaanalisis terhadap 8 studi dengan 126.903 partisipan. Masa penelitian dalam studi-studi tersebut berlangsung dari 2 sampai 25 tahun. Hasilnya, pemakaian alat bantu dengar mengurangi risiko penurunan kognitif hingga 19 persen.

Selain itu, para peneliti juga melakukan metaanalisis terhadap 11 studi dengan total 568 partisipan yang meneliti hubungan bantuan pendengaran dengan skor tes kognitif. Hasilnya, alat bantu dengar meningkatkan nilai tes kognitif jangka pendek sebesar 3 persen.

Baca Juga: Studi: Tidur Lebih dari 8 Jam Tingkatkan Risiko Demensia

Mengapa alat bantu dengar bisa bantu pasien cegah demensia?

Para peneliti tidak menjelaskan mengapa bantuan pendengaran bisa mencegah penurunan kognitif. Menurut mereka, penelitian ini mematahkan hipotesis bahwa penurunan kognitif dan gangguan pendengaran disebabkan oleh proses neurodegeneratif akibat usia.

"Penelitian kami menunjukkan bahwa ada manfaat yang besar terkait dengan bantuan pendengaran yang mampu mengoreksi atau mencegah penurunan kognitif," tulis para peneliti.

Gangguan pendengaran menguras daya kognitif dan berpengaruh ke daya ingat. Selain itu, berkurangnya indra pendengaran bisa menyebabkan berkurangnya volume otak dan memengaruhi kemampuan kognitif. Oleh sebab itu, para peneliti Singapura menekankan pentingnya menggunakan alat bantu dengar.

Para peneliti menjelaskan bahwa gangguan pendengaran menyebabkan pasien mengisolasi dirinya sendiri. Berbagai penelitian juga telah menghubungkan perilaku isolasi sosial dengan demensia. Dengan alat bantu dengar, seseorang bisa tetap aktif dalam masyarakat sehingga tak merasa terkucilkan dan terpengaruh kognitifnya.

"Jadi, gangguan pendengaran dan demensia bersifat multifaktor. Kombinasi teori-teori tersebut berkontribusi terhadap manfaat alat bantu dengar dan implan koklea," tulis para peneliti.

Kelebihan dan kekurangan penelitian tersebut

Studi: Alat Bantu Dengar Berpotensi Tekan Risiko Demensiailustrasi alat bantu dengar (pixabay.com/pb826)

Para peneliti Singapura mengklaim penelitian kuantitatif ini adalah yang pertama meneliti hubungan antara alat bantu dengar dan pemeliharaan kognitif. Penelitian ini memuat banyak studi dari banyak negara dan melibatkan jumlah partisipan cukup besar.

Meski begitu, para peneliti mengakui bahwa penelitian ini tidak mencatat keparahan gangguan pendengaran yang diderita oleh partisipan. Hal ini bisa memengaruhi manfaat alat bantu dengar. Selain itu, penelitian ini tidak menunjukkan sektor kognitif yang dibantu oleh alat bantu dengar.

Itulah penelitian Singapura mengenai alat bantu dengar yang bisa mengurangi risiko demensia dari 3 sampai 19 persen. Sementara perlu dicari tahu lebih dalam lagi, studi ini bisa menjadi bukti bahwa memperhatikan kondisi indra kita, dalam kasus ini pendengaran, bisa memelihara kondisi kognitif pada usia lanjut dan mencegah demensia.

Baca Juga: Jalan 10.000 Langkah Cegah Demensia? Ini Kata Studi!

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya