IDAI: Bukan Dilarang, tetapi Waspada Sirop Paracetamol!

Sirop paracetamol masih bisa saat diperlukan

Dalam webinar di Zoom pada Selasa (18/10), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyampaikan bahwa total kasus gangguan ginjal akut misterius (AKIUO) mencapai 192 kasus di 20 provinsi. Paling banyak di DKI Jakarta, mayoritas kasus masih didominasi oleh balita berusia 1 sampai 5 tahun.

Sementara penyebab tunggal belum konklusif, IDAI sempat menyinggung desas-desus sirop paracetamol yang mengandung etilen glikol (EG) sebagai pemicu AKIUO anak. Oleh sebab itu, IDAI juga merekomendasikan untuk tidak menggunakan sirop paracetamol dengan EG.

1. Sudah dilarang BPOM RI

IDAI: Bukan Dilarang, tetapi Waspada Sirop Paracetamol!ilustrasi obat sirop (pixabay.com/frolicsomepl)

Pada Sabtu (15/10) minggu lalu, BPOM RI mengeluarkan edaran mengenai larangan konsumsi obat sirop yang mengandung dietilen glikol (DEG) dan EG. Hal ini dilakukan mengikuti kasus kematian anak di Gambia setelah meminum obat sirop dengan kandungan DEG dan EG.

BPOM RI mencatat bahwa ada empat produk yang ditarik dari Gambia. Diproduksi oleh Maiden Pharmaceutical Ltd di India, produk-produk tersebut adalah:

  • Promethazine Oral Solution
  • Kofexmalin Baby Cough Syrup
  • Makoff Baby Cough Syrup
  • Magrip N Cold Syrup

Sempat mencuat dugaan bahwa obat inilah yang menyebabkan AKIUO anak di Indonesia karena terjadi bersamaan juga di kalangan anak. Namun, keempat obat ini tidak tersedia dan tak memiliki izin edar BPOM RI di Tanah Air.

Baca Juga: Kabar Paracetamol Picu Gagal Ginjal Misterius, IDAI Buka Suara

2. IDAI tidak melarang

Dalam live di akun resmi Instagram IDAI (@idai_ig), Ketua Pengurus Pusat IDAI, dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K)., memaparkan beberapa hal mengenai AKIUO anak. Meluruskan kabar bahwa AKIUO di Indonesia serupa di Gambia akibat konsumsi obat sirop DEG dan EG, dr. Piprim mengatakan bahwa ini masih belum pasti.

Kemudian, ia menceritakan pengalaman seorang ibu di Yogyakarta dengan empat anak. Tiga anak tertua mengalami batuk pilek dan adiknya tertular. Saat tiga anak tersebut diobati sirop parasetamol, mereka membaik. Namun, sang adik yang berusia 7 bulan dan tak diobati terkena AKIUO dan tidak tertolong.

"Belajar dari kasus Gambia, etilen glikol salah satu komponen larutan obat sirop menyebabkan banyak sekali kejadian AKI. Setelah itu disetop, kejadian [AKI] menurun drastis," tutur dr. Piprim.

Setuju dengan BPOM RI, dr. Piprim mengatakan bahwa dari kasus Gambia tersebut, IDAI tidak merekomendasikan penggunaan sirop parasetamol. Meski begitu, ia meluruskan bahwa ini bukanlah larangan, melainkan hanya untuk kewaspadaan dini.

"Melarang atau menarik obat bukan wewenang kami. Hanya untuk kewaspadaan dini," tambah dr. Piprim dalam webinar Zoom sebelumnya.

3. Edukasi agar lebih rasional dalam mengonsumsi obat

Dokter Piprim terus menekankan bahwa Indonesia belum mendapatkan penyebab tunggal AKIUO. Sementara ada dugaan multisystem inflammatory syndrome in children (MISC) akibat COVID-19 hingga dugaan pengaruh obat, dr. Piprim mengatakan ini perlu diklarifikasi terlebih dulu.

"Saya tidak menganjurkan untuk menyetop [sirop paracetamol]. Namun, ini momentumnya untuk mengedukasi masyarakat agar lebih rasional dalam penggunaan obat-obatan. Konsultasi dulu ke dokter apa yang boleh dikonsumsi," kata dr. Piprim menekankan.

Selain itu, dr. Piprim mengimbau orang tua untuk tidak membeli obat sembarangan. Ia juga meluruskan bahwa sirop paracetamol masih boleh karena statusnya sebagai penyebab AKIUO di Indonesia masih belum konklusif.

"Kalau ada hasil temuan BPOM, ... di situlah baru bapak/ibu sekalian, silakan diikuti imbauannya. IDAI tidak dalam kapasitas menghentikan penggunaan obat, melarang, atau mencabut edaran obat," ujar Piprim.

IDAI: Bukan Dilarang, tetapi Waspada Sirop Paracetamol!ilustrasi kompres hangat (nowtolove.com.au)

Menurut dr. Piprim, batuk pilek atau selesma bukanlah penyakit yang harus diobati karena bisa sembuh sendiri. Malah, ia mengatakan kalau demam adalah mekanisme pertahanan tubuh dalam memerangi patogen.

"Mungkin bisa kita obati dengan kompres hangat dulu, jangan buru-buru kasih obat," imbuh dr. Piprim.

Jadi, dr. Piprim mengimbau masyarakat untuk tidak panik, dan tetap menggunakan sirop paracetamol bila perlu. Hanya saja, ia mengatakan untuk tetap waspada dalam menggunakan sirop paracetamol, dan berkonsultasi dulu ke dokter.

Selain itu, dr. Piprim mengimbau agar orang tua menerapkan gaya hidup sehat untuk anak-anak. Mulai dari tidur cukup, gaya hidup aktif, dan menghindari konsumsi tinggi gula, ia juga menyarankan meningkatkan imunitas anak agar tidak memicu inflamasi berlebih di tengah pandemik COVID-19.

Baca Juga: Kabar Paracetamol Picu Gagal Ginjal Misterius, IDAI Buka Suara

Topik:

  • Fatkhur Rozi
  • Nurulia
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya