7 Mitos Umum tentang HPV, Tak Hanya Menyerang Perempuan

Benarkah iInfeksi HPV selalu bergejala?

Tanpa disadari, human papillomavirus (HPV) adalah salah satu virus penyebab penyakit menular seksual (PMS) paling umum di dunia. Bukan cuma kanker serviks, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) melaporkan bahwa HPV berpotensi menyebabkan kanker seperti:

  • Kanker anus (laki-laki dan perempuan).
  • Kanker penis (hanya laki-laki).
  • Kanker orofaring (laki-laki dan perempuan).
  • Kanker leher dan kepala lainnya (laki-laki dan perempuan).

Meski begitu, banyak miskonsepsi mengenai HPV, penularannya, dan diagnosisnya yang masih banyak beredar dan dipercaya hingga sekarang. Hati-hati, inilah beberapa mitos HPV yang masih umum beredar di masyarakat.

Mitos 1: Hanya perempuan yang terkena HPV

7 Mitos Umum tentang HPV, Tak Hanya Menyerang Perempuanilustrasi human papillomavirus atau HPV (nfid.org)

Faktanya, laki-laki pun bisa terinfeksi HPV melalui kontak seksual dengan pasangan yang juga terineksi HPV. Seperti yang dipaparkan CDC, HPV bisa menginfeksi laki-laki dalam bentuk:

  • Kanker penis.
  • Kanker anus.
  • Kanker orofaring.

Meski begitu, infeksi HPV pada laki-laki tidak sefrekuen pada perempuan. Akan tetapi, laki-laki dengan sistem kekebalan lemah (terutama pasien dengan HIV/AIDS) berisiko tinggi terinfeksi HPV dan menderita komplikasi parah karenanya.

Mitos 2: Semua varian HPV menyebabkan kanker

7 Mitos Umum tentang HPV, Tak Hanya Menyerang Perempuanilustrasi HPV (unr.edu)

Tidak semua varian HPV menyebabkan kanker. Dari lebih dari 150 jenis virus yang terkait HPV, Cleveland Clinic menjelaskan bahwa sebanyak 30 jenis HPV bisa menjangkit kelamin dan 13 jenis HPV berisiko tinggi menyebabkan kanker.

Dari jenis-jenis tersebut, HPV tipe 16 dan 18 adalah yang varian berisiko tinggi yang paling terkenal menyebabkan kanker serviks dan penis pada perempuan dan laki-laki. Selain itu, HPV tipe 16 adalah faktor frekuen di balik kanker orofaring.

Apakah perlu khawatir? Tidak begitu! Menurut National Cancer Institute, kebanyakan infeksi HPV berisiko tinggi bisa hilang dalam 1 atau 2 tahun dan tak menyebabkan kanker. Namun, jika parah dan menyebabkan mutasi sel, infeksi HPV bisa menyebabkan kanker dalam kurun waktu 10 sampai 20 tahun.

Mitos 3: Gak melakukan seks, gak kena HPV

7 Mitos Umum tentang HPV, Tak Hanya Menyerang Perempuanilustrasi hubungan seks (everydayhealth.com)

Faktanya, HPV bahkan bisa menyebar tanpa diketahui tanpa perlu hubungan seksual. Memang, HPV umumnya menyebar lewat kontak seksual, dari vagina, oral, hingga anal. Bahkan, kontak kulit bisa menularkan HPV tanpa diketahui.

Pencegahan HPV dari kontak seksual bisa ditekan dengan penggunaan alat pengaman saat seks, seperti kondom. Akan tetapi, hal ini tak membatasi infeksi HPV dari sentuhan antar kulit.

Baca Juga: 7 Hal Penting seputar Vaksin HPV untuk Mencegah Kanker Serviks

Mitos 4: Laki-laki bisa cek HPV

7 Mitos Umum tentang HPV, Tak Hanya Menyerang Perempuanilustrasi laki-laki yang sedang cemas (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Teruntuk perempuan, pencegahan HPV bisa dilakukan sedari dini. Salah satu usahanya adalah dengan memeriksakan diri ke ginekolog secara rutin, yaitu dengan Pap smear. Bagaimana dengan laki-laki?

Sementara tes HPV untuk perempuan sudah umum, tak ada tes deteksi HPV yang telah disahkan untuk laki-laki. Biasanya, tes anal cytology atau anal Pap test bisa diandalkan untuk mendeteksi HPV atau sel abnormal pada laki-laki yang berisiko tinggi. Sayangnya, tak ada pedoman spesifik mengenai tata cara atau spesialis yang bertanggung jawab.

Mitos 5: Ada banyak opsi obat untuk HPV

7 Mitos Umum tentang HPV, Tak Hanya Menyerang Perempuanilustrasi human papillomavirus (health.clevelandclinic.org)

Ada berita baik dan berita buruk. Berita baiknya, CDC mencatat bahwa umumnya HPV bisa hilang dengan sendirinya dalam 2 tahun dan 9 dari 10 kasus HPV tak menyebabkan komplikasi. Berita buruknya, tak ada obat spesifik untuk menghilangkan HPV.

Pengobatan umumnya berfokus jika muncul komplikasi yang dipicu HPV, seperti kutil kelamin, lesi, dan kanker. Jika pasien positif terkena HPV, hal ini berarti pasien bisa menularkan HPV ke orang lain, sadar atau tidak.

Mitos 6: Infeksi HPV selalu bergejala

7 Mitos Umum tentang HPV, Tak Hanya Menyerang Perempuanilustrasi seks (freepik.com/ijeab)

Salah besar! Faktanya, menurut National Health Service (NHS), mayoritas pasien yang terinfeksi HPV justru tidak menunjukkan gejala atau asimtomatik.

Selain tak terlihat, HPV umumnya menyebabkan komplikasi berat. CDC mengestimasi 90 persen kasus HPV bisa hilang dengan sendirinya dalam 2 tahun. Namun, jangan tertipu, bukan tidak mungkin HPV berisiko berkembang ke arah parah.

Mitos 7: Kalau sudah vaksin HPV tak perlu Pap-smear

7 Mitos Umum tentang HPV, Tak Hanya Menyerang Perempuanvaksin HPV Gardasil 9, produksi Merck (law.com)

Sekarang, HPV bisa dicegah dengan vaksinasi. Gardasil buatan Merck dan Cervarix buatan GlaxoSmithKline mampu mencegah HPV tipe 6 dan 11, serta 16 dan 18 yang bisa menyebabkan kanker atau kutil kelamin. Disahkan BPOM AS (FDA) pada 2014, Gardasil 9 bisa mencegah 4 varian tersebut dan lima varian lain (31, 33, 45, 52, dan 58).

Lalu, bila sudah mendapatkan vaksin HPV, apakah bebas sepenuhnya dari HPV? Tentu tidak! Pencegahan lewat tes terkait HPV dan Pap smear bisa memperkecil risiko kanker serviks pada perempuan.

Selain itu, ada juga kemungkinan pasien terinfeksi HPV sebelum mendapatkan vaksinasi, sehingga vaksinasi tak efektif lagi menghadang varian-varian tersebut. Oleh karena itu, ayo dapatkan vaksinasi HPV sebelum terlambat!

Itulah beberapa mitos yang umum beredar luas di masyarakat mengenai HPV. Kenali dari sekarang, jangan percaya mitos ini lagi, ya!

Baca Juga: Vaksinasi HPV dan Deteksi Dini Cegah Kanker Serviks

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya