TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Mengapa Kamu Tetap Perlu Merawat Lukamu walaupun Kecil

Jaga jangan sampai luka terinfeksi

ilustrasi penanganan luka (pulselavage.com)

Luka kecil sering dianggap sepele banyak orang. Umumnya luka kecil atau ringan dianggap bisa sembuh dengan sendirinya tanpa obat-obatan atau penanganan lebih lanjut. Padahal, bila luka tidak dirawat dengan benar, luka kecil tersebut bisa menjadi lebih serius.

Berikut ini alasan kenapa kamu harus menangani luka dengan benar sekecil apa pun lukanya.

1. Menghindari infeksi

ilustrasi penanganan luka (care24homecare.com)

Dilansir CliniMed, luka diartikan sebagai gangguan fungsi pada kulit yang bisa diakibatkan oleh cedera pada jaringan kulit tersebut maupun pada jaringan di bawahnya. Cedera bisa terjadi karena pembedahan, pukulan, sayatan, goresan, hingga penyakit.

Sebuah riset tahun 2018 yang dilakukan oleh jenama plester ternama menyebut bahwa 70 persen orang Indonesia tidak paham tentang pertolongan pertama pada luka, yang mana ini bisa berujung pada infeksi.

Menurut laporan berjudul "A study of the rate of wound infection in contaminated and dirty emergency exploratory laparotomies" dalam IOSR Journal of Dental and Medical Sciences tahun 2016, infeksi luka ditentukan oleh banyak faktor. Mulai dari umur, jenis kelamin, komorbid, antibiotik yang digunakan, jenis prosedur, dan lainnya. Infeksi tersebut sedikit banyak akan meningkatkan risiko kematian pada penderitanya.

Dilansir WoundSource, infeksi pada luka bisa terlihat. Seseorang bisa mengalami demam, peningkatan rasa sakit, kehilangan selera makan, hingga kelelahan yang tak beralasan. Luka bisa bertambah besar, mengeluarkan nanah, berbau, hingga munculnya masalah lain. Perawatan pertama pada luka bisa mengurangi terjadinya risiko tersebut.

Baca Juga: Agar Tidak Infeksi, Ini 5 Cara Menangani Luka akibat Gigitan Kucing

2. Menjaga penampilan

ilustrasi penanganan luka (draxe.com)

Luka bisa meninggalkan bekas. Untuk menghindarinya, tangani segera sebelum jadi lebih parah. Dilansir Healthline, bekas luka itu bukti dari proses penyembuhan dan untuk ukurannya sendiri, itu semua bergantung pada besar serta kedalaman luka yang dialami.

Ada empat jenis bekas luka: hipertrofi, keloid, bekas jerawat, hingga kontraktur.

Hipertrofi biasanya ditunjukkan dengan kulit yang memerah dan tidak sampai melebar dari luka.

Bekas luka keloid bisa diketahui dengan adanya kulit yang menonjol keluar. Umumnya ini disebabkan karena genetik.

Pada luka bekas jerawat, bekas lukanya bisa dalam maupun dangkal, tergantung perawatannya.

Terakhir adalah bekas luka kontraktur. Umunya bekas luka ini disebabkan oleh luka bakar, menyebabkan pengencangan pada kulit, dan bisa membatasi pergerakan sendi. Perawatan pertama pada luka yang tepat bisa mencegah kemunculan bekas luka ini.

3. Mempercepat penyembuhan

ilustrasi peralatan penanganan luka (acs.org)

Luka memang bisa sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi, jika ingin mempercepat penyembuhannya, perawatan yang tepat diperlukan.

Dilansir Medical News Today, untuk mempercepat penyembuhan luka, kamu bisa menggunakan salep antibakteri, madu, lidah buaya, pasta kunyit, bawang putih, hingga minyak kelapa.

Aplikasi bahan-bahan tersebut kurang lebih serupa, yaitu dioleskan ke luka. Hanya saja bentukannya yang agak sedikit berbeda. Contohnya pada bawang putih, yang dioleskan adalah ekstraknya, sementara pada lidah buaya yang dioleskan adalah getahnya.

4. Menghindari komplikasi

ilustrasi penanganan luka (thancguide.org)

Lebih dari infeksi, luka yang tidak dirawat dengan benar bisa memunculkan masalah yang lebih serius. Beberapa di antaranya adalah tetanus, selulitis, dan hematoma. Selain itu, penderitanya juga bisa mengalami gangren, limfadenitis, hingga sepsis.

Baca Juga: 5 Tips Mudah Pengobatan Rumahan yang Ampuh Mengatasi Luka Lepuh

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya