TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Aktivitas New Normal, Risiko Lebih Tinggi di Dalam Ruangan

Bukan masalah outdoor atau indoor-nya, tapi ramainya!

pexels.com/zydeaosika

Beberapa waktu belakangan kita sudah menjalani adaptasi kebiasaan baru (tadinya dikenal dengan istilah "new normal", hingga akhirnya direvisi oleh pemerintah).

Di kala kita mulai kembali beraktivitas di luar rumah, ada kebiasaan baru yang mesti dilakukan demi menghindari penularan COVID-19. Beberapa di antaranya adalah dengan disiplin pakai masker serta cuci tangan sesering dan sebersih mungkin.

Meski sudah melindungi diri, masih ada kekhawatiran berlebih tentang meningkatnya risiko penularan lewat aktivitas yang dilakukan. Misalnya risiko saat berangkat dan pulang kantor, termasuk saat di kantor.

Tempat beraktivitas, dengan pilihan indoor atau outdoor, ramai dibicarakan terkait risiko penularan COVID-19.

Kabar terbaru yang mengatakan bahwa COVID-19 dapat menular lewat udara (airborne), membuat orang-orang berpikir dua kali untuk berkegiatan. Pasalnya, baik aktivitas dilakukan indoor maupun outdoor, udara ada di mana-mana.

Kegiatan dalam ruangan dikatakan memiliki risiko lebih tinggi daripada di luar ruangan. Penasaran, bagaimana, sih, mekanisme dan risiko penularan, faktor-faktor yang diperhatikan, termasuk cara menjaga diri saat beraktivitas outdoor maupun indoor? Simak penjelasannya di bawah ini!

1. COVID-19 menular lewat cairan tubuh manusia (droplet)

pexels.com/cottonbro

COVID-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 adalah penyakit yang menyerang pernapasan dan menyebar lewat cairan tubuh.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan, cairan tubuh manusia yang paling umum dan rawan menyebarkan penyakit adalah saliva atau air liur, serta cairan dari hidung yang keluar lewat batuk atau bersin. Nah, mengurangi penyebaran cairan tubuh ini adalah kunci untuk menekan penyebaran wabah.

Bila terinfeksi SARS-CoV-2, umumnya akan timbul gejala yang mirip flu. Namun, pada kondisi yang parah, pasien dapat mengalami pneumonia yang dapat merusak paru-paru dan saluran pernapasan. Akibatnya, pernapasan terganggu dan tak jarang sebabkan kematian.

Kebanyakan pasien yang sedang dalam tahap kritis harus dirawat dengan kondisi terpasang alat bantu pernapasan.

Baca Juga: Update WHO: 4 Cara Penularan Baru COVID-19, Salah Satunya Airborne

2. Semakin dekat dan semakin lama kamu berinteraksi dengan seseorang, semakin besar risiko tertular

unsplash.com/Priscilla Du Preez

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menambahkan penjelasan tentang COVID-19. Lembaga tersebut tahu bahwa tidak mungkin membiarkan seseorang berada di dalam ruangan terus-menerus tanpa keluar dan beraktivitas.

Oleh karena itu, CDC tidak melarang seseorang untuk beraktivitas, dengan catatan setiap orang selalu jaga jarak, disiplin pakai masker, dan siap sedia hand sanitizer.

Hal yang ditekankan oleh CDC terkait risiko penularan saat beraktivitas adalah, semakin dekat jarak interaksi dengan orang lain dan semakin lama waktu interaksi, maka semakin besar pula risiko tertular COVID-19.

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum beraktivitas di antaranya: berapa orang yang akan ditemui? Di luar atau di dalam ruangan? Apakah kamu bisa menjaga jarak aman? Seberapa lama kamu akan menghabiskan waktu dengan orang-orang tersebut?

3. Masalah utamanya bukan indoor atau outdoor, tapi jumlah orang yang ada di ruangan yang sama

IDN TImes/Sukma Shakti

Bukan lokasi, kekhawatiran akan penularan COVID-19 saat beraktivitas adalah berapa banyak orang yang berkumpul dalam satu tempat.

Dilansir dari Business Insider, William Schaffner, profesor dalam bidang pencegahan penyakit dari Universitas Vanderbilt, Amerika Serikat, mengatakan, kekhawatiran sesungguhnya adalah jumlah orang dalam jarak yang dekat. 

Karena, sekalipun kamu berada di luar ruangan, tapi jika physical distancing tidak bisa diterapkan, risiko penularan COVID-19 tetap tinggi.

4. Tiga faktor yang perlu diperhatikan: konsentrasi, waktu, dan jarak

unsplash.com/Macau Photo Agency

Sebuah artikel yang diterbitkan pada bulan Juni 2020 di jurnal "JAMA" menyebutkan bahwa ada tiga hal yang harus diperhatikan tiap individu terkait risiko penularan COVID-19, yakni konsentrasi, waktu, dan jarak.

Risiko paparan akan lebih tinggi jika kerumunan dalam satu ruangan lebih padat, semakin lama waktu yang dihabiskan di ruangan tersebut, serta semakin dekat seseorang dengan sumber virus.

Adapun tiga tantangan yang muncul dalam beraktivitas di masa pandemi ini adalah: tidak jatuh sakit, tidak membuat orang lain sakit, dan tidak mengalami kondisi parah saat terpapar COVID-19.

Tantangan pertama berhubungan dengan cara bagaimana kamu melindungi dirinya sendiri. Tantangan kedua adalah bagaimana kamu peduli terhadap orang-orang di sekitar, misalnya dengan selalu pakai masker dan menjaga kebersihan diri dengan benar.

Sementara itu, tantangan ketiga itu bisa dibilang berhubungan dengan keberuntunganmu. Apakah ada penyakit penyerta (misalnya diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan lain sebagainya)? Apakah pernah menderita penyakit parah sebelumnya? Atau apakah kamu punya akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik?

Baca Juga: COVID-19 Airborne, Ini 7 Cara Minimalkan Penularan di Dalam Ruangan!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya