Studi: Anosmia dan Ageusia Kurangi Risiko Reinfeksi COVID-19
Orang dengan gejala tersebut dikatakan punya antibodi andal
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sekarang, COVID-19 mungkin identik dengan sensasi tak mengenakkan di tenggorokan dan demam. Namun, pada masanya, gejala COVID-19 umumnya adalah penurunan kemampuan indra penciuman (anosmia) dan pengecapan (ageusia).
Memang, seiring mutasi SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, gejala yang ditimbulkan pun mengalami pergeseran. Nah, ada berita baik, nih! Dalam sebuah studi terbaru, mereka yang mengalami anosmia dan/atau ageusia ternyata lebih kecil risikonya tertular COVID-19 lagi. Masa, sih?
Baca Juga: Gejala Anosmia hingga Sakit Tenggorokan Sudah Pasti Kena COVID-19?
Libatkan ratusan penyintas COVID-19
Dalam penelitian bertajuk "Chemosensory deficits are best predictor of serologic response among individuals infected with SARS-CoV-2", para peneliti Amerika Serikat (AS) ingin mengetahui apakah anosmia dan ageusia memengaruhi respons serologi para pasien COVID-19.
Untuk itu, para peneliti mengumpulkan para pasien COVID-19 dari April–Juni 2020, dan terkumpul 306 pasien. Dari angka tersebut, sebanyak 196 dan 195 pasien masing-masing mengalami anosmia dan ageusia. Para peneliti lalu menyeleksi lagi, hingga 266 pasien COVID-19 yang memenuhi syarat imunoglobulin G (IgG) lengkap.