TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apakah Varian Omicron Berisiko Sebabkan Long COVID?

Sembuh dari COVID-19 varian Omicron, ada ancaman long COVID?

ilustrasi COVID-19 varian Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Varian B.1.1.529 (Omicron) sudah mendunia. Dibanding varian B.1.617.2 (Delta), Omicron lebih mudah menular serta mampu menghindari imunitas sehingga menyebabkan "tsunami" kasus dan peningkatan reinfeksi.

Meski dianggap bergejala ringan, varian Omicron tetaplah COVID-19. Ada kekhawatiran mengenai fenomena long COVID, kondisi saat pasien yang telah dinyatakan sembuh dari COVID-19 tetap merasakan gejala beberapa bulan berikutnya.

Karena varian Omicron masih baru ditemukan, peneliti di berbagai negara masih mencari tahu berbagai sifat dan komplikasi yang ditimbulkannya. Pertanyaannya, apakah Omicron bisa menyebabkan long COVID?

1. Definisi long COVID

ilustrasi infeksi virus corona COVID-19 (IDN Times/Mardya Shakti)

Menurut definisi Badan Kesehatan Dunia, long COVID adalah kondisi pada individu yang diduga atau dikonfirmasi terinfeksi SARS-CoV-2, biasanya 3 bulan dari awal gejala COVID-19 dan bertahan paling sedikit 2 bulan dan tidak bisa dijelaskan dengan diagnosis lain.

Berbagai penelitian mengungkapkan gejala long COVID yang paling sering menimpa para penyintas COVID-19 yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. Beberapa gejala long COVID yang paling umum adalah:

  • Kelelahan
  • Sesak napas
  • Demam
  • Masalah pencernaan
  • Masalah kognitif
  • Gangguan tidur
  • Brain fog
  • Kecemasan
  • Gangguan stres pascatrauma (PTSD)
  • Depresi

Baca Juga: Long COVID, Gejala COVID-19 yang Bisa Menetap hingga Berbulan-bulan

2. Meski mudah menyebar, gejala infeksi Omicron relatif ringan

ilustrasi COVID-19 varian Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara Omicron menyebabkan lonjakan kasus di berbagai negara, ada beberapa gejala yang dapat terlihat pada pasien COVID-19 varian Omicron. Menurut studi oleh ZOE pada 7 Februari 2022, gejala-gejala tersebut adalah:

  • Hidung meler
  • Sakit kepala
  • Kelelahan
  • Bersin
  • Sakit tenggorokan

Berbagai ahli mengatakan bahwa gejala-gejala Omicron yang lebih ringan ini karena kadar imunitas yang tinggi (baik dari vaksinasi atau riwayat terkena COVID-19).

Menurut sebuah studi di Inggris oleh ZOE dan dimuat dalam jurnal Lancet Infectious Diseases pada tahun 2021, mereka yang sudah menyelesaikan vaksinasi memiliki risiko terkena long COVID sebanyak 47 persen lebih rendah dibanding mereka yang tidak divaksinasi.

3. Bukan hanya long COVID, varian Omicron juga masih perlu dipahami dulu

ilustrasi COVID-19 varian Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Melacak long COVID juga adalah tantangan karena perbedaan definisi periodenya. Sebagai contoh, WHO mengatakan tiga bulan, sementara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Amerika Serikat (CDC) membatasinya jadi 4 minggu atau lebih. 

Karena Omicron baru muncul menjelang akhir November 2021, perlu lebih banyak waktu untuk mengenali gejala-gejala long COVID pada infeksi varian ini. Dilansir Associated Press, belum ada penelitian mengenai hubungan varian Omicron dengan long COVID.

Namun, satu hal yang perlu dipahami, semua pasien COVID-19, baik yang dirawat inap atau bergejala ringan, bisa mengalami long COVID. Pasalnya, berbagai studi menemukan bahwa COVID-19, dengan gejala ringan sekali pun, bisa menyebabkan berbagai gejala yang menetap.

4. Harus tetap waspada

ilustrasi COVID-19 (IDN Times/Aditya Pratama)

Kepala Penasihat Medis Kepresidenan Amerika Serikat, Dr. Anthony Fauci, mengatakan bahwa long COVID adalah kemungkinan yang tak bisa diabaikan. Bukan hanya varian terdahulu, Omicron juga bisa memicu long COVID.

"Long COVID bisa terjadi apa pun varian virusnya. Tak ada bukti bahwa adanya perbedaan antara Delta, B.1.351 (Beta), dan Omicron saat ini," ujar Dr. Fauci.

Sebuah studi di University of Oxford pada tahun 2021 menemukan sekitar 30 persen pasien COVID-19 mengembangkan kondisi long COVID. Selain itu, studi di Inggris yang dimuat dalam jurnal BMJ di tahun yang sama menemukan 1 dari 7 pasien COVID-19 anak dan remaja mengalami long COVID.

ilustrasi demam akibat COVID-19 (IDN Times/Mardya Shakti)

Seperti varian lainnya, Omicron juga kemungkinan besar dapat menyebabkan long COVID. Seberapa besar prevalensinya? Berbagai ahli masih mencari tahu.

Dilansir Healthline, beberapa ahli yakin risiko long COVID lebih rendah pada Omicron karena varian ini tidak menyebabkan kenaikan penanda inflamasi pada tubuh saat infeksi. Pasalnya, long COVID lebih umum terlihat pada kasus COVID-19 dengan inflamasi dan gejala parah.

Sementara Omicron lebih mudah menular, hal ini bukan berarti peningkatan pada risiko long COVID. Long COVID lebih berfokus pada keparahan. Karena Omicron tidak menyebabkan gejala yang terlalu parah seperti varian pendahulunya, maka risiko long COVID dianggap lebih rendah pada Omicron.

Baca Juga: 7 Alasan Kenapa Long COVID Juga Harus Diwaspadai

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya