TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cacar Monyet Berpotensi Menular lewat Udara

Selain udara, bisa juga dari menyentuh benda terkontaminasi

ilustrasi kasur rumah sakit di ruang isolasi (unsplash.com/Frederic Köberl)

Cacar monyet atau monkeypox sebenarnya bukanlah penyakit baru di dunia. Namun, akibat dari penularannya yang masif, terutama antarmanusia, Badan Kesehatan Dunia (WHO) memutuskan untuk menaikkan statusnya menjadi darurat kesehatan global setelah melihat hampir 17.000 kasus dan lima kematian akibat cacar monyet.

Salah satu hal yang menyebabkan naiknya status ini adalah hal yang tidak diketahui mengenai penyebarannya. Sementara WHO mengatakan bahwa mayoritas kasus disebabkan oleh kontak seksual di kalangan laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, faktor lainnya masih dicari. Salah satu yang dicurigai: penularan lewat udara.

Baca Juga: Pahami! Ini Perbedaan Cacar Air dan Cacar Monyet

1. Studi dilakukan di Inggris

ilustrasi cacar monyet (who.int)

Pada Mei 2022, Inggris adalah salah satu negara pertama yang melaporkan kasus cacar monyet sebelum akhirnya menyebar ke lebih dari 70 negara dunia. Penyebarannya diduga dari kontak langsung dengan lesi atau cairan tubuh pasien cacar monyet. Akan tetapi, ada dugaan droplet dan fomite bisa menjadi salah satu metode penularan.

Dimuat dalam jurnal medRxiv pada 21 Juli 2022, sebuah penelitian pracetak di Inggris ingin mencari tahu apakah virus monkeypox (MPXV) bisa menyebar di udara dan permukaan benda yang terkontaminasi. Penelitian ini melibatkan pasien cacar monyet asal Inggris yang dirawat di ruang isolasi Royal Free Hospital, London.

2. Hasil: Cacar monyet bisa menyebar via udara dan permukaan terkontaminasi MPXV

Untuk penelitian ini, para peneliti Inggris dari National Health Service (NHS) dan UK Health Security Agency (UKHSA) melakukan tes usap terhadap area di ruang isolasi, alat pelindung diri (APD) para tenaga kesehatan di area doffing, dan sampel udara sebelum dan sesudah pergantian kasur pasien.

"Sampel diteliti menggunakan MPXV qPCR untuk menakar tingkat kontaminasi. Isolasi virus dilakukan untuk mengonfirmasi keberadaan virus di sampel positif," tulis para peneliti.

Berita buruknya, para peneliti menemukan potensi kontaminasi lewat permukaan benda. Dari 73 sampel di ruang isolasi, sebanyak 66 sampel positif MPXV. Selain itu, hasil serupa juga ditemukan di APD dan di area doffing.

Lalu, sebanyak 5 dari 15 sampel udara yang diambil juga menunjukkan positif MPXV. Para peneliti juga mengambil 4 sampel udara saat pergantian seprai untuk pasien, dan 3 dari sampel tersebut positif.

"Virus dengan kemampuan replikasi kompeten terlihat di 2 dari 4 sampel yang dipilih untuk isolasi viral, termasuk sampel udara yang didapatkan selama pergantian seprai tempat tidur pasien," papar para peneliti.

Disclaimer: penelitian pracetak bertajuk "Air and surface sampling for monkeypox virus in UK hospitals" ini masih belum melalui ulasan sejawat (peer review), sehingga hasil bisa berubah dan belum bisa dijadikan patokan medis absolut. Kebijaksanaan pembaca amat diharapkan.

Baca Juga: Menkes Siapkan Mitigasi Pencegahan Cacar Monyet di Indonesia 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya