TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Obat COVID-19 AstraZeneca Bisa Lawan Omicron, Kabar Baik!

Varian yang ditargetkan adalah Omicron BA.2

ilustrasi perusahaan farmasi AstraZeneca (pbs.org)

Seiring temuan varian B.1.1.529 (Omicron) dan subvariannya, dunia kembali harus mencari cara untuk menanganinya. Selain vaksin, berbagai produsen farmasi kembali memutar otak untuk mengolah terapi obat COVID-19 yang pas.

Perusahaan farmasi Inggris-Swedia, AstraZeneca, adalah salah satu yang terdepan dalam penanganan COVID-19. Merilis pernyataan terbaru pada Selasa (22/3/2022), AstraZeneca membawa kabar baik tentang potensi terapi obat COVID-19-nya, AZD7442 (Evusheld), terhadap varian Omicron.

1. Mengenal AZD7442 (Evusheld), terapi LAAB dari AstraZeneca

Terapi obat untuk COVID-19 AZD7442 atau Evusheld produksi AstraZeneca. (inside.upmc.com)

Selain vaksin, perusahaan farmasi asal Inggris-Swedia, AstraZeneca, sedang mengembangkan terapi obat untuk COVID-19, yaitu AZD7442. Berbentuk terapi long-acting antibody (LAAB), AZD7442 adalah kombinasi tixagevimab (AZD8895) dan cilgavimab  (AZD1061) yang berasal dari sel B para penyintas COVID-19.

AZD7442 bekerja dengan cara mencegah protein spike SARS-CoV-2 menginvasi sel manusia. Oleh karena itu, AstraZeneca mengklaim bahwa berdasarkan studi yang telah dilaksanakan, AZD7442 mampu melindungi dari COVID-19 paling sedikit 6 bulan.

AstraZeneca mengklaim bahwa AZD7442 telah mendapatkan izin penggunaan darurat (EUA) di Amerika Serikat (AS) sejak 2021 untuk pencegahan COVID-19 pada golongan tertentu, terutama untuk orang-orang yang tidak dapat menerima vaksin COVID-19.

Baca Juga: Obat dari AstraZeneca Bisa Cegah dan Rawat COVID-19, Kabar Baik!

2. Studi in vivo melibatkan hewan

Dimuat dalam jurnal bioRxiv pada 18 Maret 2022 silam, para peneliti dari University of Washington, AS, meneliti efek in vivo terapi obat COVID-19 terhadap Omicron dan subvariannya: BA.1, BA.1.1, dan BA.2. Penelitian pracetak ini melibatkan dua kombinasi terapi antibodi monoklonal, yaitu:

  • S309 dari Vir Biotechnology.
  • AZD7442 dari AstraZeneca.

Sementara potensi antibodi monoklonal berkurang terhadap Omicron secara in vitro, potensi in vivo masih belum diketahui. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, para peneliti melibatkan tikus transgenik yang telah terinfeksi Omicron dan subvariannya.

Disclaimer: Penelitian bertajuk "Resilience of S309 and AZD7442 monoclonal antibody treatments against infection by SARS-CoV-2 Omicron lineage strains" ini masih belum menjalani ulasan sejawat/peer review sehingga hasil bisa berubah sewaktu-waktu dan belum bisa dijadikan patokan medis absolut.

3. Hasil: AZD7442 masih sanggup menetralkan Omicron dan subvariannya

Para peneliti AS melihat bahwa dari kultur sel, potensi penetral kedua terapi antibodi monoklonal memang berkurang melawan Omicron dan subvariannya. Namun, baik S309 dan AZD7442 sama-sama meringankan infeksi paru-paru akibat Omicron dan subvarian BA.1, BA.1.1, dan BA.2.

Penelitian ini menunjukkan bahwa S309 dan AZD7442 memiliki mekanisme perlindungan yang berbeda terhadap Omicron. Sementara S309 menggunakan interaksi fungsi Fc effector, AZD7442 mengandalkan aksi penetral secara langsung.

“Temuan menunjukkan bahwa AZD7442 efektif dalam  melindungi terhadap infeksi di paru-paru, lokasi yang kritis untuk COVID-19 yang parah, pada semua subvarian Omicron yang diuji," ujar pemimpin penelitian dari University of Washington, Michael S. Diamond.

Baca Juga: AstraZeneca Klaim Booster-nya Ampuh Lawan Varian Omicron

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya