TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

10 Penyebab Umum Migrain dan Cara Menanganinya

Pemicu migrain pada setiap orang mungkin berbeda-beda

ilustrasi migrain atau sakit kepala sebelah (freepik.com/jcomp)

Datang secara tiba-tiba, sakit kepala sebelah atau migrain membuat banyak orang buru-buru minum obat pereda nyeri dan beristirahat di ruangan gelap. Jika migrain terus datang, perhatikan polanya, karena mungkin itu adalah peringatan dari tubuh.

Migrain memiliki berbagai pemicu dan pemicunya pada setiap orang mungkin berbeda-beda. Jadi, dengan mengetahui pemicunya, serangan sakit kepala sebelah ini bisa dicegah. Yuk, catat, inilah beberapa pemicu umum migrain dan cara simpel menanganinya!

1. Stres

ilustrasi stres (pexels.com/Anna Shvets)

Baik tugas, pekerjaan, hingga masalah hidup, American Migraine Foundation (AMF) mengklaim bahwa 70 persen masalah migrain dimulai dari tekanan pikiran. Lalu, ditambah dengan waswas saat atau kapan migrain akan menyerang, hal ini malah menciptakan lingkaran setan.

Jadi, bagaimana cara menanganinya? Ada banyak cara untuk membuat diri relaks, seperti terapi relaksasi, meditasi, olahraga, hingga menjaga jam tidur. Memang, langkah-langkah ini tidak dapat mencegah stres karena pada dasarnya stres adalah bagian dari hidup. Akan tetapi, relaksasi dapat mengubah respons tubuh terhadap stres sehingga tidak memicu migrain.

2. Jadwal tidur tak menentu

ilustrasi susah tidur (pexels.com/cottonbro)

Berbicara soal jam tidur, kalau jam tidur berantakan, hal ini dapat menyebabkan migrain. Tidur memulihkan kondisi tubuh (termasuk otak), sehingga kekurangan jam tidur bisa mengundang migrain.

AMF mencatat bahwa kebanyakan kasus migrain terjadi antara pukul 4 subuh dan 9 pagi, sehingga migrain dapat menyebabkan gangguan tidur juga.

Sementara kebutuhan tidur orang berbeda-beda, cobalah tidur pada jam yang sama setiap malam, dan untuk mendapatkan 7–8 jam tidur. Agar tidur malam tidak terganggu, hindari tidur siang terlalu sore atau terlalu lama, jangan menonton TV dan main gawai jelang jam tidur, dan ciptakan suasana kamar tidur yang sejuk.

3. Gangguan hormon

ilustrasi menstruasi (freepik.com/freepik)

Faktanya, perempuan lebih rentan diserang migrain daripada laki-laki. AMF mencatat 75 persen perempuan mengeluhkan migrain saat menstruasi. Kondisi ini diduga karena perubahan pada kadar hormon estrogen dan progesteron saat sedang datang bulan.

Tentu saja, menerapkan gaya hidup dan pola makan sehat dapat menjadi solusi. Selain itu, beberapa opsi kontrasepsi dapat menyeimbangkan kadar hormon sehingga mencegah migrain. Untuk itu, para perempuan yang sering mengalami migrain diharapkan untuk konsultasi ke dokter.

4. Konsumsi kafein dan/atau alkohol

ilustrasi kopi dengan latte art (unsplash.com/Fahmi Fakhrudin)

Tidak jarang, insiden migrain dapat disebabkan oleh konsumsi kafein dari kopi atau teh. Meskipun kafein sering dianggap sebagai solusi migrain (dan beberapa obat migrain mengandung kafein), tetapi jika migrain membuat jam tidur tak menentu, bukan tidak mungkin kafein malah jadi biang kerok migrain.

Selain kafein, minuman beralkohol juga dapat memicu migrain. Bukan soal hangover, tetapi tidak terbatas pada alkoholnya, AMF mengatakan bahwa minuman beralkohol apa pun dapat memicu migrain.

Jika alkohol bisa menyebabkan migrain (selain masalah kesehatan lainnya), batasi, dan akan lebih baik lagi hindari konsumsi alkohol.

Beberapa sumber juga mengatakan bahwa konsumsi kafein perlu dihindari pada pukul 2–3 siang agar tak mengganggu waktu tidur dan menyebabkan migrain.

Baca Juga: 10 Cara Mengobati Migrain dengan Mudah, Dijamin Ampuh!

5. Perubahan cuaca

ilustrasi cuaca panas (pexels.com/Skitterphoto)

Tidak jarang, migrain menyerang beberapa orang pada cuaca-cuaca tertentu. Peristiwa hujan badai, panas yang terik, dan perubahan tekanan udara dapat memicu migrain. Selain itu, dalam kondisi kelembapan dan terik yang menyengat, seseorang bisa mengalami dehidrasi yang memicu migrain.

Manusia tak bisa mengendalikan cuaca. Jadi, jika cuaca sedang tidak ramah, sebaiknya tetaplah di rumah. Sebagai contoh, kalau harus ke luar rumah saat cuaca sedang terik, lakukanlah pada pagi hari sebelum matahari berada di atas kepala.

6. Dehidrasi

ilustrasi dehidrasi (freepik.com/gpointstudio)

Mengungkit soal dehidrasi sebagai penyebab migrain, AMF mengatakan bahwa sepertiga pasien migrain mengeluhkannya karena kurangnya cairan. Selain migrain, jika dehidrasi dibiarkan, maka bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan, dari ringan hingga keadaan darurat medis.

Karena Indonesia adalah negara tropis, terik panas bisa membuat tubuh cepat kekurangan cairan. Jadi, bawalah air minum sendiri agar bisa diminum di mana saja. Bahkan, meminum segelas air saja seharusnya sudah mengusir risiko migrain akibat dehidrasi. Selain itu, hindari mengonsumsi obat diuretik agar ekskresi cairan tak berlebih.

7. Makanan

ilustrasi susu dan keju (freepik.com/Racool_studio)

Selanjutnya, konsumsi makanan atau minuman tertentu juga dapat memicu migrain. Beberapa makanan atau minuman pemicu umum migrain di antaranya:

  • Makanan yang mengandung histamin dan/atau monosodium glutamat (MSG).
  • Cokelat.
  • Keju dan produk susu lainnya.
  • Pemanis buatan.
  • Kafein.
  • Daging yang diawetkan.
  • Makanan atau minuman yang memiliki bau menyengat (seperti durian).

Jika memang migrain ditimbulkan karena makanan atau minuman tertentu, maka kurangi atau batasilah konsumsinya.

8. Bebauan tertentu

ilustrasi: menutup hidung (freepik.com/KamranAydinov)

Bukan cuma mual dan muntah, bebauan yang menusuk hidung juga dapat menyebabkan migrain. Ini karena beberapa bau mengaktifkan reseptor saraf pada saluran hidung yang membangkitkan atau memperparah migrain. Osmofobia (sensitif terhadap bau) adalah salah satu gejala umum migrain. 

Beberapa benda seperti makanan atau minuman, parfum, zat kimia, atau bensin memiliki bau yang menyengat. Hindari bebauan tersebut dengan memakai masker. Jika terjadi di tempat kerja, selain pindah meja, beri tahu rekan kerja mengenai parfum atau bau yang memicu migrain secara baik-baik.

9. Cahaya

ilustrasi kesilauan (pexels.com/Maggie Zhan)

Bagi orang dengan migrain, cahaya adalah hal yang kudu dihindari. Selain osmofobia, fotofobia (sensitif terhadap cahaya) adalah salah satu gejala migrain. Baik cahaya matahari hingga cahaya lampu yang terang bisa memicu migrain, sehingga pasien kesusahan untuk melakukan kesehariannya.

Di luar ruangan, pasien migrain dapat menggunakan kacamata hitam agar tak perlu terpapar cahaya. Bagaimana di dalam ruangan? Disarankan untuk duduk dekat jendela untuk menghindari silau lampu.

Baca Juga: Tak Cuma Menyehatkan, Rutin Makan Ikan Juga Bisa Mencegah Migrain

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya