TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kondisi Janin saat Ibu Puasa yang Jarang Diketahui, Ini Faktanya

Simak faktanya

ilustrasi hamil (pexels.com/Ivan Samkov)

Dalam ajaran Islam, ibu hamil termasuk golongan yang tidak diwajibkan puasa Ramadan. Akan tetapi, gak ada larangan ibu hamil bila ingin puasa, ya. Selama masih kuat dan gak mengganggu kehamilan, ibu hamil bisa melakukan ibadah ini.

Namun, bagaimana kondisi janin saat ibu puasa, ya? Apakah janin akan kekurangan nutrisi? Sebab, janin menerima nutrisi dari makanan dan minuman yang dikonsumsi ibu.

Inilah penjelasan mengenai kondisi janin saat ibu puasa yang perlu kamu ketahui. Simak, yuk!

Kondisi janin saat ibu puasa berdasarkan penelitian

Ilustrasi janin dalam kandungan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Puasa Ramadan menjadi momen menggembirakan bagi umat Islam. Nuansanya sangat khas dan khidmat. Banyak ibu yang sedang hamil pun ingin mengikuti puasa serta beribadah dengan khusyuk.

Namun, apakah kondisi janin saat ibu puasa cukup aman? Kekhawatiran seperti ini kerap menjadi pertanyaan besar.

Meskipun tidak dilarang, tapi ibu hamil memang bukan kelompok wajib puasa Ramadan. Kendati demikia, ibu hamil tetap bisa puasa sesuai keinginan dan kesehatannya. Jika puasa, sering kali muncul kecemasan ibu akan membahayakan janin dalam kandungan.

Dilansir BMC Pregnancy and Childbirth, berdasarkan penelitian Th Effect of Ramadan Fasting During Pregnancy on Perinatal Outcomes: A Systematic Review and Meta-analysis, menunjukkan hasil yang menarik.

Dari 375 catatan, terdapat 31.374 kehamilan dengan jumlah 18.920 ibu hamil menjalankan puasa Ramadan. Dalam 21 penelitian tersebut, berat badan bayi lahir tidak dipengaruhi oleh ibu yang puasa.

Kondisi berat plasenta memang lebih rendah jika ibu puasa. Namun, gak ada dampak signifikan, apalagi berbahaya setelah ibu puasa selama kehamilan.

Menariknya lagi, puasa Ramadan tidak berpengaruh terhadap persalinan prematur pada 5.600 kehamilan. Fakta kondisi janin saat puasa ini makin dipertegas dengan penelitian Ramadan Fasting during Pregnancy and Health Outcomes in Offspring: A Systematic Review, dilansir National Library of Medicine.

Dalam beberapa penelitian, muncul hubungan antara puasa Ramadan dengan indeks kelahiran, pertumbuhan janin, kemampuan kognitif, dan konsekuensi jangka panjang. Korelasi signifikan ini hanya ditemukan pada kasus berkualitas rendah.

Sedangkan pada kasus berkualitas tinggi, ibu hamil yang puasa tidak menunjukkan pengaruh signifikan pada janin. 

Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, puasa Ramadan bisa disimpulkan gak berdampak buruk pada janin maupun berat badan lahir. Namun, dibutuhkan penelitian lebih lanjut, ya.

Sebaiknya ibu hamil puasa atau tidak puasa?

ilustrasi ibu hamil (pexels.com/SHVETS Productions)

Meskipun kondisi janin saat ibu puasa gak mengkhawatirkan menurut penelitian, tapi pikirkan dengan baik, ya. Ini keputusan personal yang wajib banget kamu tentukan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.

Jika perlu, konsultasikan dengan dokter dulu agar mendapatkan pertimbangan medis yang tepat.

Puasa Ramadan boleh dilakukan ibu hamil, tapi tidak direkomendasikan. Dilansir Very Well Family, ada beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan. Puasa bisa jadi dapat membahayakan sang ibu.

Gula darah akan turun drastis. Bila ini terjadi, kemungkinan kelahiran prematur cukup tinggi. Risiko kekurangan nutrisi juga mungkin terjadi, apalagi jika ibu hamil tidak merencanakan asupannya selama puasa bulan Ramadan.

Baca Juga: Kapan Boleh Tidur Setelah Sahur? Ini Waktu yang Tepat

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya