TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dermatofibroma: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Berupa benjolan kecil, biasanya tidak nyeri, dan menonjol

ilustrasi dermatofibroma (pexels.com/Cats Coming)

Dermatofibroma adalah pertumbuhan berlebih sel kulit yang disebut fibroblas yang tidak berbahaya dan non kanker. Kondisi ini juga kadang disebut cutaneous fibrous histiocytoma atau benign fibrous histiocytomas.

Dermatofibroma adalah benjolan kecil, biasanya tidak nyeri, dan menonjol. Warnyanya bisa seperti daging, kecokelatan, atau pink kemerahan. Mereka paling sering tubuh di kaki bagian bawah dan lebih sering memengaruhi perempuan daripada laki-laki, mengutip laporan dalam jurnal Histopathology.

1. Apa itu dermatofibroma?

Dermatofibroma adalah pertumbuhan yang tidak berbahaya di dalam kulit yang biasanya memiliki diameter kecil.

Warnanya bisa bervariasi, tetapi biasanya merah muda sampai cokelat muda pada kulit terang dan cokelat tua atau hitam di kulit gelap. Warnanya juga bisa tampak lebih merah muda atau lebih gelap jika kamu tidak sengaja mengiritasinya, misalnya saat bercukur.

Karena padat dan keras saat disentuh, banyak orang melaporkan bahwa benjolan terasa seperti batu kecil di bawah atau menonjol di kulit. Kebanyakan dermatofibroma tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi beberapa orang mengalami gatal, iritasi, atau nyeri tekan di tempat tumbuhnya, mengutip Medical News Today.

2. Gejala dan komplikasi

ilustrasi dermatofibroma (euromelanoma.org)

Dermatofibroma cenderung tumbuh lambat. Pertumbuhan ini biasanya memiliki beberapa karakteristik yang menentukan yang dapat membantu identifikasinya.

Penanda utama dermatofibroma adalah:

  • Penampilan: Dermatofibroma muncul sebagai benjolan bulat yang sebagian besar berada di bawah kulit.
  • Ukuran: Kisaran normal adalah sekitar 0,5–1,5 sentimeter (cm), dengan sebagian besar lesi berdiameter 0,7–1,0 cm. Ukurannya biasanya akan tetap stabil.
  • Warna: Pertumbuhan bervariasi dalam warna di antara individu, tetapi umumnya akan berwarna merah muda, merah, abu-abu, cokelat, atau hitam.
  • Lokasi: Dermatofibroma paling sering terjadi di kaki, tetapi terkadang muncul di lengan, badan, dan lebih jarang di tempat lain di tubuh.
  • Gejala tambahan: Meskipun biasanya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan rasa sakit, pertumbuhan ini terkadang terasa gatal, nyeri, atau meradang.

Jika mencubitnya, itu tidak akan terdorong ke permukaan kulit. Sebaliknya, itu akan membentuk lesung pipit dengan sendirinya. Karakteristik ini bisa membantu membedakan antara dermatofibroma dan jenis pertumbuhan lainnya.

Umum untuk hanya memiliki satu pertumbuhan yang muncul di tubuh, tetapi beberapa dermatofibroma bisa terjadi pada orang dengan kondisi kesehatan yang mendasarinya atau sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Namun, jika memiliki pertumbuhan yang tampak seperti dermatofibroma namun tumbuh atau berubah dengan cepat, segera temui dokter. Pertumbuhan itu mungkin merupakan tanda dari jenis kanker langka yang disebut dermatofibrosarcoma protuberans.

Baca Juga: Oligomenorea: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

3. Penyebab dan faktor risiko

Dilansir Buoy Health, tidak ada alasan pasti mengapa seseorang mengembangkan dermatofibroma. Ini muncul ketika sel-sel kulit yang disebut fibroblas tumbuh secara berlebihan, membentuk benjolan. Akan tetapi, alasan mengapa ini terjadi tidak sepenuhnya jelas.

Satu teori mengatakan bahwa dermatofibroma adalah "pertumbuhan reaktif." Artinya, itu terjadi sebagai respons terhadap sesuatu, yang bisa berupa trauma kulit ringan seperti gigitan atau luka serangga.

Selain itu, perempuan lebih mungkin memilikinya dibanding laki-laki. Orang dengan sistem kekebalan yang lemah, seperti memiliki penyakit seperti lupus, kemungkinan lebih berisiko untuk mengembangkan pertumbuhan ini.

Selain cedera kulit ringan, usia juga merupakan faktor risiko. Dermatofibroma lebih sering terjadi pada orang berusia 20 hingga 49 tahun. 

4. Diagnosis

ilustrasi tes cubit dermatofibroma (healthjade.net)

Dokter perawatan primer dan dokter kulit biasanya dapat mendiagnosis dermatofibroma dengan pemeriksaan visual. Papula mudah dikenali, tetapi dokter juga ingin memastikan diagnosis akurat.

Selain menanyakan gejala dan memeriksa area kulit yang mengalami pertumbuhan, dokter kemungkinan akan melakukan hal-hal berikut:

  • Tes cubit kulit: Dokter mungkin mencubit kulit di sekitarnya untuk memeriksa lesung pipit yang khas.
  • Dermatoskop: Dokter mungkin menggunakan perangkat ini untuk melihat permukaan pertumbuhan yang diperbesar. Dermatofibroma biasanya akan memiliki area putih di tengah dengan area berpigmen di sekitarnya.
  • Biopsi: Jika pertumbuhannya berdarah, berbentuk tidak normal, atau teriritasi, atau memiliki luka di atasnya, dokter mungkin ingin melakukan biopsi. Prosedur ini melibatkan pengambilan sedikit jaringan dari papula untuk diperiksa di bawah mikroskop di laboratorium.

Dokter juga akan mengesampingkan kondisi lain yang mungkin terlihat mirip dermatofibroma. Beberapa kemungkinan diagnosis untuk pertumbuhan yang mungkin, dalam kasus jarang, menyerupai dermatofibroma, antara lain:

  • Keloid atau bekas luka hipertrofik.
  • Melanoma maligna.
  • Karsinoma sel skuamosa.
  • Karsinoma sel basal.
  • Spitz nevus.
  • Blue nevus.
  • Kanker kulit langka yang disebut dermatofibrosarcoma protuberans juga awalnya menyerupai dermatofibroma.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya