TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Gejala Kanker Usus Besar pada Laki-laki, Perhatikan ya!

Mungkin sedikit berbeda dengan gejala pada perempuan

ilustrasi gejala kanker usus besar pada pria (freepik.com/jcomp)

Intinya Sih...

  • Kanker kolorektal atau kanker usus besar adalah kanker paling umum ke-3 di dunia, dengan lebih dari 1,9 juta kasus baru pada tahun 2020.
  • Di Indonesia, terdapat 34.189 kasus kanker kolorektal pada tahun 2020, dengan angka kematian mencapai 18.152.
  • Laki-laki memiliki risiko sedikit lebih tinggi terkena kanker usus besar dibanding perempuan, dan gejala serta lokasi tumor juga bisa berbeda.

Kanker kolorektal atau kanker usus besar adalah kanker paling umum ke-3 di seluruh dunia. Ini adalah kanker paling umum ke-3 pada laki-laki dan kanker paling umum ke-2 pada perempuan. Terdapat lebih dari 1,9 juta kasus baru kanker kolorektal pada tahun 2020.

Di Indonesia, kejadian kanker kolorektal pada tahun 2020 mencapai 34.189 (8,6 persen) kasus. Angka kematian karena kanker kolorektal di Indonesia sendiri mencapai 18.152 pada tahun 2020.

Laki-laki memiliki risiko sedikit lebih tinggi terkena kanker usus besar dibanding perempuan.

Seperti semua jenis kanker, ada perbedaan dalam bagaimana laki-laki dan perempuan terpengaruh. Dalam beberapa kasus, mungkin ada hubungannya dengan anatomi atau hormon.

Faktor gaya hidup dan perbedaan dalam perawatan juga dapat memengaruhi berapa banyak laki-laki atau perempuan yang mengembangkan kanker dan mengalami hasil yang berbeda.

Pilihan pola makan dan gaya hidup, serta akses ke perawatan dan sikap budaya mengenai skrining kanker, semuanya bisa berkontribusi terhadap laki-laki dan perempuan dipengaruhi secara berbeda oleh kanker usus besar.

Tanda dan gejala kanker usus besar pada laki-laki pada dasarnya sama dengan perempuan. Akan tetapi, lokasi tumor dapat memengaruhi beberapa gejala. Misalnya, tumor di saluran pencernaan bagian bawah dapat menyebabkan darah berwarna merah terang pada tinja, sedangkan tumor yang lokasinya lebih tinggi menyebabkan tinja menjadi lembek atau hitam.

Perbedaan gejala kanker usus besar pada perempuan dan laki-laki

ilustrasi kanker usus besar atau kanker kolorektal (freepik.com/brgfx)

Menurut penelitian, gejala kanker usus besar pada laki-laki mungkin sedikit berbeda dengan perempuan. Ini karena kanker pada laki-laki lebih sering terjadi di bagian terakhir usus besar (usus besar sigmoid) dan di rektum. Untuk perempuan, kanker cenderung terletak lebih jauh di usus besar (lebih sulit untuk didiagnosis).

Kanker usus besar di usus besar sigmoid atau rektum dapat menyebabkan gejala seperti darah dalam tinja atau perasaan ingin buang air kecil yang terus-menerus. Orang yang memiliki gejala mengganggu ini mungkin mencari perawatan medis sejak awal perjalanan penyakit. Ini mungkin tidak terjadi pada orang dengan kanker yang letaknya lebih tinggi di usus besar.

Dengan kanker usus besar, deteksi dini penting untuk pengobatan yang berhasil. Oleh karena itu, gejala dari jenis kanker usus besar yang lebih umum pada laki-laki bisa membuat kanker dideteksi pada tahap yang lebih awal.

Itulah kenapa laki-laki sedikit lebih mungkin didiagnosis kanker usus besar pada stadium 1 daripada perempuan. Secara keseluruhan, 18 persen laki-laki didiagnosis pada stadium 1 (dibandingkan dengan 16 persen pada perempuan), 27 persen pada stadium II, dan 31 persen pada stadium 3.

Bahkan jika didiagnosis pada tahap awal, kanker usus besar masih lebih mematikan pada laki-laki daripada pada perempuan. Salah satu alasannya adalah perbedaan hormon, karena hormon perempuan mungkin menawarkan perlindungan dalam hal kanker usus besar.

Pilihan gaya hidup, termasuk diet pro inflamasi, obesitas, dan kurang olahraga juga berperan. Faktor-faktor ini secara negatif memengaruhi laki-laki lebih banyak daripada perempuan dalam hal meningkatkan risiko kanker usus besar.

Mengetahui gejala awal dapat membantu mendapatkan perawatan lebih cepat untuk meningkatkan peluang remisi. Inilah gejala kanker usus besar pada laki-laki.

1. Perubahan kebiasaan buang air besar

Sakit perut atau infeksi ringan sering kali dapat menyebabkan perubahan pada usus, seperti sembelit, diare, atau tinja yang sangat kecil dan tipis. Namun, masalah ini biasanya sembuh dalam beberapa hari saat penyakitnya mereda.

Perubahan usus yang berlangsung lebih dari beberapa hari mungkin merupakan tanda dari masalah kesehatan yang mendasarinya.

Jika kamu memiliki gejala-gejala ini secara teratur atau selama lebih dari beberapa hari, sebaiknya temui dokter.

2. Kram perut dan kembung

ilustrasi sakit perut dan kembung (pixabay.com/derneuemann)

Kram atau kembung sesekali adalah masalah pencernaan umum yang dapat terjadi karena sakit perut, gas, atau makan makanan tertentu.

Sering mengalami kram dan kembung yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya bisa menjadi tanda kanker usus besar, meskipun gejala ini lebih sering merupakan akibat dari masalah kesehatan lainnya.

3. Buang air besar terasa tidak tuntas

Jika tumor berubah menjadi penyumbatan di usus besar, hal itu bisa menyebabkan orang tersebut merasa seolah-olah mereka tidak pernah bisa mengosongkan isi perutnya. Bahkan, jika usus kosong, orang tersebut masih akan merasa perlu untuk buang air besar lagi.

Baca Juga: 7 Cara Mudah untuk Mengurangi Risiko Kanker Kolorektal

4. Darah dalam tinja

ilustrasi darah dalam tinja (unsplash.com/Alexandre Boucey)

Melihat darah dalam tinja tentu bukan hal yang menyenangkan. Tinja mungkin tampak seperti memiliki garis-garis darah merah segar, atau seluruh tinja mungkin terlihat lebih gelap seperti ter.

Ada banyak kemungkinan penyebab lain dari tinja berdarah, misalnya wasir. Akan tetapi, siapa pun yang melihat adanya darah dalam tinja tetap harus menemui dokter untuk diagnosis.

5. Penurunan berat badan secara tiba-tiba

Berat badan yang turun secara tiba-tiba dan tidak terduga juga bisa menjadi tanda beberapa jenis kanker. Turun 4,5 kilogram (kg) atau lebih dalam waktu 6 bulan mungkin merupakan peringatan untuk menemui dokter.

Pada orang dengan kanker, menyusutnya berat badan ini mungkin disebabkan oleh sel-sel kanker yang mengonsumsi lebih banyak energi tubuh. Sistem kekebalan tubuh juga bekerja keras untuk melawan sel kanker.

Apabila ukuran tumor besar, maka ini dapat menyebabkan penyumbatan di usus besar, yang dapat menyebabkan perubahan pola buang air besar dan penurunan berat badan lebih lanjut.

6. Kelelahan

ilustrasi kelelahan (freepik.com/yanalya)

Karena sel kanker menggunakan energi ekstra dan stres akibat gejala pada usus, orang dengan kanker usus besar mungkin merasakan kelelahan atau kelemahan yang konstan. Walaupun merasa lelah sesekali itu wajar, tetapi kelelahan kronis yang tidak hilang dengan istirahat.

Kelelahan kronis umumnya merupakan gejala dari kondisi yang mendasarinya. Siapa pun yang mengalami kelelahan, khususnya yang berlangsung lama dan tidak hilang dengan istirahat, sangat disarankan untuk menemui dokter.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya