Para Ilmuwan Ungkap Wilayah Otak yang Meningkatkan Risiko Bunuh Diri
Kesimpulan ini didapat dari 131 makalah hasil penelitian
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Cambridge, IDN Times - Sebuah hasil studi terbaru menunjukkan bahwa adanya hubungan antara otak dengan tindakan bunuh diri, di mana ada wilayah otak yang justru meningkatkan risiko bunuh diri. Kesimpulan tersebut didapat setelah melakukan peninjauan dari 131 makalah hasil penelitian.
Baca Juga: Cegah Bunuh Diri, 5 Pola Pikir Ini Harus Ditanamkan Agar Tak Depresi
1. Meski demikian, kasus bunuh diri belum dinyatakan sebagai masalah darurat kesehatan masyarakat
Dilansir dari Iflscience.com, seperti yang diketahui, bunuh diri merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. Seorang peneliti dari University of Cambridge, Dr. Anne-Laura van Harmelen, mengungkapkan bahwa apa yang sebenarnya terjadi pada jaringan otak, adanya perbedaan jenis kelamin, serta orang-orang berusia muda rentan sekali melakukan bunuh diri.
Para ilmuwan mengaku telah melakukan pengamatan dari 131 hasil makalah yang juga berisi pemaparan studi serupa. Dengan mencakup lebih dari 12.000 orang, mereka menganalisis perubahan struktur serta fungsi otak yang dinilai meningkatkan angka bunuh diri. Sayangnya, kasus bunuh diri tersebut belum dinyatakan sebagai kasus darurat kesehatan masyarakat meski angka tersebut kian hari semakin bertambah.
Baca Juga: 6 Hal yang Perlu Dilakukan Jika Muncul Tanda Depresi pada Dirimu
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.